Lu Jianjun sendiri dikenal senagai seniman yang berlatar belakang Tionghoa. Ciri khasnya, memercayai bahwa simetri dapat merepresentasikan keseimbangan dan keabadian yang memberikan keharmonisan dan keindahan bagi umat manusia.
“Dalam koleksi kali ini, saya mengambil judul Duichen dari bahasa Mandarin, yang berarti simetri,” kata Lala Hanafi di area JFW 2020, Senayan City.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Seperti karya lukis Lu Jianjun, Lala Hanafi juga meyakini keseimbangan simetris tidak selalu harus terlihat identik, tetapi dapat juga terlihat seimbang ketika setiap segmen tata letak memeiliki jumlah dan konfigurasi yang kira-kira sama.
“Dengan menerapkan hal ini ke dalam busana, setiap look akan terlihat lebih kasual, dinamis, dan tidak monoton,” tutur desainer yang mengusung brand LH sejak 9 Desember 2018 ini.
Pada desain busana yang ditampilkan di panggung, menggunakan warna-warna rustic, seperti ivory, abu-abu, dan coklat. Ada perpaduan elemen tradisional Tionghoa dan elemen modern yang terlihat pada kombinasi kain-kain batik Cirebon, katun, dan linen.
“Sangat cocok dengan style casual chic yang diusung dalam Duichen,” imbuhnya.
Siluet O, H, dan I dalam koleksinya membentuk sebuah look yang anggun dan modest dengan unsur beauty. Karakter tersebut layaknya wanita-wanita bangsawan misterius yang digambarkan Lu Jianjun pada lukisannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
