Ilustrasi-Pixabay
Ilustrasi-Pixabay

Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai pada Remaja

Rona keluarga
Anda Nurlaila • 31 Januari 2020 15:19
Jakarta: Usia remaja adalah masa di mana anak mengalami perubahan besar secara fisik maupun mental. Saat mengalami masalah, remaja seringkali menghindari untuk membicarakannya kepada orang tua.
 
Sehingga sulit mendeteksi jika ada perubahan yang membahayakan remaja. Tetapi para ahli mengungkapkan lima perilaku yang harus diperhatikan orang tua.
 
"Masa remaja adalah masa perkembangan yang sangat kompleks, jadi sangat sulit untuk memastikan kapan anak ini bermasalah," kata terapis dan konsultan keluarga Dana Dorfman.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Orang tua yang perlu lebih memahami dan merasakan jika ada sesuatu yang berbeda pada anak remaja mereka," katanya seperti dimuat dalam Parents.
 
Berikut ini ada lima tanda bahaya dan penanganan yang tepat:

Perubahan pola tidur

Pola tidur remaja sering berbeda dari orang dewasa akibat perubahan sirkadian tubuh. Menurut Dorfman, mereka secara alami ingin begadang di malam hari dan tidur di siang hari. Tetapi jika mereka tidur secara drastis kurang lebih selama beberapa minggu, itu bisa menjadi tanda masalah termasuk depresi, kecemasan, insomnia, dan penyalahgunaan zat terlarang.

Kehilangan minat pada kegiatan favorit

Kesulitan dalam pelajaran atau aktivitas normal terjadi sehingga anak ingin beralih ke kegiatan lainnya. Tetapi hati-hati dengan anak-anak yang menjadi lebih tertarik atau mulai berhenti sekolah.
 
Hal ini bisa menjadi tanda dari beberapa masalah. Termasuk depresi, kecemasan, gangguan bipolar, perundungan, kecenderungan bunuh diri atau ADD yang tidak terdiagnosis.
 
"Terkadang, anak-anak dapat memberi kompensasi secara akademis atas perhatian atau masalah fokus pada tahun-tahun sebelumnya. Ketika tugas semakin berat atau menuntut, ADD bisa mengambil alih," kata Dorfman.

Penggunaan narkoba

Jika orang tua menemukan pil narkoba atau menghirup bau alkohol pada napas remaja, anak tersebut kemungkinan menggunakan zat terlarang. Tapi menentukan apakah anak kecanduan atau tidak membutuhkan pengamatan dan percakapan.
 
"Anak-anak kerap mencoba hal-hal baru, tapi jika mereka sering melakukannya itu adalah tanda bahaya," kata penyuluh kesehatan mental dan penyalahgunaan narkoba, Janice Morgan.

Sering memotong atau menarik-narik rambut dan bulu mata

Remaja yang melukai diri sendiri sering berusaha keras untuk menyembunyikan perilaku mereka. Termasuk mengenakan pakaian lengan panjang dalam cuaca hangat untuk menutupi luka.
 
Dorfman mencatat orang tua kerap kesulitan melihat perilaku ini dengan bunuh diri. Itu bukan berarti perilaku mau bunuh diri. Bisa jadi itu lebih karena ada masalah pengaturan suasana hati.

Masalah Kemarahan

Kemarahan terjadi dari waktu ke waktu, tetapi bermasalah jika berubah menjadi kekerasan dengan cara apa pun.
 
"Semua orang marah, tetapi kebanyakan orang tahu mengendalikannya," kata Morgan.
 
Namun orang yang memiliki impuls sangat kuat merasa sulit mengendalikan amarahnya. Dokter anak atau pusat kesehatan perilaku dapat memberikan rekomendasi penanganan masalah ini.
 
Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai pada Remaja
Sebagai orang tua, mendengarkan apa yang anak alami demi memahami persepsi mereka. (Foto: Ilustrasi-Pexels)
 
Melihat tanda-tanda tersebut, sebagai orang tua apa tindakan yang harus dilakukan. Berikut langkah tepatnya:

Bicarakan secara rasional

Jangan menyerang dan menuduh anak karena membuat mereka defensif. Ambil sudut pandang sebagai orang tua yang khawatir pada kesehatan anak. Lalu, dengarkan mereka untuk memahami persepsi anak.
 
"Dengan informasi itu, Anda memiliki gambaran yang lebih jelas. Anda mengetahui harapan sendiri tapi tidak tahu seperti apa dunia mereka sampai bertanya pada mereka," kata Morgan.
 
Contoh, seorang anak yang merokok mungkin bermaksud menenangkan diri. Orang tua dapat menyarankan metode mengelola stres yang lebih sehat atau mengantar mereka ke terapis. Jika anak melewati batas, orang tua dapat meningkatkan pengawasan dan memaksakan konsekuensi. Seperti meminta orang tua lain memastikan mereka akan pulang sebelum mengizinkan remaja untuk berkunjung.

Minta bantuan dari orang dewasa lain

Jika seorang remaja tidak terbuka kepada orang tua, orang dewasa lain dalam hidup mereka, seperti pelatih, mungkin bisa membantu. Ini bisa menjadi situasi yang sulit karena orang dewasa tersebut mungkin ingin menjaga hubungan saling percaya dengan remaja sambil juga membantu orang tua.
 
"Sebagai aturan umum, Anda bisa mengatakan kepada anak, 'Anda tidak perlu memberi tahu saya detailnya. Satu-satunya hal yang perlu Anda sampaikan adalah jika Anda berisiko melukai diri sendiri atau orang lain',"kata Dorfman.

Temui profesional

Jika situasinya tidak membaik, Dorfman dan Morgan merekomendasikan untuk mencari terapis berlisensi. Orang tua harus segera melakukan ini jika remaja tampaknya berisiko melukai diri sendiri atau orang lain. Tekankan bahwa terapis ada untuk membantu jika  mereka ragu-ragu.
 
"Anda ingin anak merasa nyaman. Semakin cepat Anda mengerti apa yang terjadi semakin cepat Anda dapat mencegah sesuatu memburuk," terang Dorfman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif