Guna meningkatkan dan menumbuhkan industri ekonomi kreatif terutama industri fashion lokal, sebuah acara bertajuk Batik Fashion Week yang termasuk dalam rangkaian FIMELAFest 2015 digelar mulai 2 hingga 4 Oktober 2015 di Gandaria City, Jakarta Selatan.
Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif dalam acara media gathering FIMELAFest mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang bertujuan meningkatkan daya saing industri fashion lokal seperti FIMELAFest hari ini. Industri fashion merupakan salah satu pilar penting industri ekonomi kreatif Indonesia. Melalui kegiatan ini, para anak muda yang bergerak di industri ekonomi kreatif dan fashion dapat mendapatkan bimbingan dari para kreator yang sudah lama berkecimpung,” kata Triawan Munaf.
FIMELAFest pada tahun ini mengangkat tema #Love4Indonesia. Tema ini dipilih untuk mengangkat dan lebih mempopulerkan pemakaian produk fashion lokal dan batik terutama di kalangan muda.
Ben Soebiakto, Chief Marketing Officer Kapanlagi Network mengungkapkan, penyelenggaraan FIMELAFest merupakan salah satu bentuk komitmen mereka dalam mendukung industri ekonomi kreatif. "Dari tahun ke tahun FIMELAFest selalu mengangkat tema social movement. Kami percaya, sebagai perusahaan yang bergerak di industri ini, KLN punya tanggung jawab untuk ikut memajukan dan memberikan wadah kepada para anak muda yang punya semangat untuk berkarya dan berkecimpung di industri ekonomi kreatif,” tandasnya.
Batik Fashion Week 2015 tahun ini bertema Batik Fashion Festivity yang akan memperkenalkan hasil rancangan batik yang belum pernah dipamerkan sebelumnya oleh 22 perancang mode kenamaan. Dalam pertunjukkan yang diberi nama kembang, masing-masing perancang akan menunjukkan 5 koleksi batik mereka. 22 perancang tersebut antara lain Didi Budiardjo, Adrian Gan, Priyo Oktaviano, Jeffry Tan, Chossy Latu, Baly Asmara dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(LOV)