Pengiriman desainer lokal ke ajang internasional bertujuan untuk mencapai target ekspor yang telah direncanakan.
"Ekspor baju muslim tahun ini targetnya USD22 miliar di Amerika karena permintaan yang sangat tinggi," ujar Teti Nurhayati selaku CEO Indonesian Creative Hub, sebuah organisasi yang medukung para desainer Indonesia untuk berkiprah di dunia internasional membawa nama Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Angka ini muncul karena antusiasme masyarakat Amerika terhadap pakaian muslim dan ciput yang berasal dari Indonesia. Tak heran bila fesyen muslim mulai berkiblat pada Indonesia.
"Amerika dua tahun lebih lambat dari Indonesia dari segi perkembangan baju muslim. Indonesia selalu memulai sebuah tren," jelas Teti di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Hal ini kemungkinan berkaitan dengan status Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sehingga dijadikan patokan tren hijab.
Sementara itu, salah satu desainer baju muslim yang telah beberapa kali mengikuti fashion show tingkat internasional, Anniesa Hasibuan, mengaku tidak memiliki target penjualan.
Namun tak bisa dipungkiri, setiap ajang internasional yang diikutinya turut mendongkrak pendapatan.
"Permintaan yang sangat tinggi untuk memakai rancangan saya merupakan salah satu dampak dari fashion show. Karena saya merasa sayang menjualnya, maka saya menyewakannya," ujar Anniesa Hasibuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ROS)