Kesalahan mencuci pakaian dapat menyusut. Foto: Shutterstock
Kesalahan mencuci pakaian dapat menyusut. Foto: Shutterstock

Stop! Kesalahan Ini Begini Pakaian Kamu Menyusut saat Dicuci

Rizkie Fauzian • 16 Februari 2025 18:11

Jakarta: Banyak cara pakaian bisa rusak seperti tumpahan hingga noda. Namun, salah satu kesalahan yang paling menyebalkan adalah menyusutkan pakaian secara tidak sengaja.
 
Namun, penyusutan sepenuhnya dapat dihindari apabila kamu tahu cara merawat pakaian yang benar. Dikutip Real Simple, berikut ini kesalahan mencuci yang dapat menyebabkan pakaian menyusut.

Kesalahan mencuci pakaian dapat menyusut

Stop! Kesalahan Ini Begini Pakaian Kamu Menyusut saat Dicuci
Kesalahan mencuci pakaian dapat menyusut. Foto: Freepik

1. Tidak membaca label perawatan pakaian

Frej Lewenhaupt dari Streamery mengatakan kunci untuk mencegah penyusutan adalah selalu memeriksa label perawatan dan mengikuti petunjuk pencucian yang disarankan. Selama kamu mengikuti petunjuk pada label, pakaian Anda tidak akan menyusut.

2. Mencuci dengan air panas

Beberapa barang harus dicuci dengan air panas, tetapi hal itu tidak perlu dan dapat merusak pakaian. Penyusutan paling sering terjadi pada serat alami, seperti katun, wol, dan linen karena struktur serat dan kemampuannya menyerap air.
 
Lindsay Droz dari L'Avant Collective mengatakan serat yang terkena air panas akan menyusut. Tidak hanya serat alami, penyusutan terjadi beberapa kain sintetis, seperti poliester dapat menyusut apabila terkena suhu yang sangat tinggi.

Lewenhaupt mengatakan jika kain sintetis atau linen sedikit menyusut saat dicuci, kamu bisa mencoba mengukus pakaian tersebut. Uap panas akan melemaskan serat dan membantu pakaian kembali seperti awal.

3. Menggunakan siklus pencucian yang salah

Memilih siklus yang tepat terkadang terasa sulit. Namun, sulit untuk salah apabila kita selalu memilih siklus yang lembut.
 
Jika kamu serius ingin pakaian tampak bagus dan tahan lama, Lord mengatakan siklus pencucian yang lembut sangat cocok.
 
Siklus ini mencegah serat meregang dan putus, terutama penting untuk barang yang lebih rapuh, seperti kasmir, sutra, dan wol. Hal ini memungkinkan pakaian mempertahankan bentuk dan terasa lembut setelah setiap pencucian.

4. Menggunakan deterjen berbahan keras

Kebanyakan deterjen standar diformulasikan untuk menghilangkan noda, tetapi masalahnya adalah deterjen tersebut dapat merusak kain dalam prosesnya. Agar pakaian lebih awet, pilihlah deterjen yang ramah lingkungan atau berbahan dasar tanaman.
 
Lord mengatakan ada deterjen yang bebas dari semua bahan kimia keras yang dapat menghilangkan warna dan kelembutan pakaian. Kemudian, Lewenhaupt menyarankan untuk menyimpan berbagai jenis deterjen.
 
Untuk kain halus seperti wol atau sutra, penting untuk menggunakan deterjen yang diformulasikan khusus pada bahan tersebut.
 
Baca juga: Biar Gak Jadi Sarang Bakteri, Kapan Spons Cuci Piring Harus Diganti?

5. Pengeringan pada suhu tinggi

Semua jenis panas, baik dari air maupun udara dapat merusak pakaian. Meskipun ada beberapa barang yang perlu dimasukkan ke dalam pengering, seperti handuk dan perlengkapan tidur. Sebaiknya hindari penggunaan pengering untuk barang yang rentan menyusut.
 
Sebagian besar pakaian akan bertahan lebih lama dan mempertahankan bentuknya jika membiarkannya kering dengan sendirinya di rak pengering atau gantungan baju. Lewenhaupt mengatakan panas dari mesin pengering pakaian menjadi penyebab umum penyusutan pakaian sehingga menjemur pakaian dapat memperpanjang masa pakainya.
 
Jika lebih suka mengeringkan semua pakaian sekaligus, Droz menyarankan untuk selalu menggunakan pengaturan panas rendah. Jika itu bukan pilihan, keluarkan pakaian saat keadaan sedikit lembap dan biarkan mengering secara alami.

6. Tidak mengukus pakaian

Lewenhaupt mengatakan menggunakan alat penguap dapat menjadi alternatif yang sangat baik untuk mencuci dan menyegarkan pakaian. Alat tersebut lebih lembut pada kain, membantu mempertahankan bentuknya, dan bahkan mengurangi kerutan tanpa membuatnya terkena air atau panas yang ekstrem. (Theresia Vania Somawidjaja)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan