Minat KPR tinggi dorong penjualan LPKR. Foto: LPKR
Minat KPR tinggi dorong penjualan LPKR. Foto: LPKR

Suku Bunga KPR hingga Insentif PPN Dorong Penjualan LPKR

Rizkie Fauzian • 16 Maret 2022 08:10
Jakarta: Pertumbuhan minat terhadap fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari pembeli diprediksi menjadi salah satu faktor pendorong penjualan properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tahun ini. 
 
Ciptadana Sekuritas Asia dalam laporan bertajuk Market Outlook 2022: Property Sector menyebutkan kinerja sektor properti diprediksi bertumbuh pada 2022, salah satunya LPKR. 
 
"Pasar properti kembali bangkit tahun ini sehingga kami memandang overweight terhadap sektor properti. Salah satu emiten properti yang akan menunjukkan penjualan yang solid ialah LPKR," papar Ciptadana Sekuritas Asia dalam risetnya.

Ciptadana Sekuritas Asia juga menyebutkan bahwa rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level 3,5 persen membuat suku bunga KPR tetap rendah dan diperkirakan akan meningkatkan permintaan properti residensial pada 2022. 
 
Di saat yang sama, BI juga memperpanjang insentif uang muka (DP) 0 persen dan pemberian kredit atau pembiayaan properti dengan rasio loan to value (LTV) hingga 100 persen sampai dengan tanggal 31 Desember 2022.  
 
"Rendahnya suku bunga ini membuat permintaan KPR meningkat. Mayoritas konsumen properti atau sekitar 75 persen menggunakan KPR untuk pembelian. Kami yakin bunga hipotek yang rendah akan terus mendorong permintaan properti residensial pada tahun 2022," jelasnya.
 
CEO LPKR John Riady juga menyatakan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan banyak regulasi maupun insentif untuk mendorong kemajuan industri properti yang merupakan salah satu lokomotif ekonomi nasional.
 
Di antaranya perpanjangan pemberlakuan stimulus pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka 0 persen hingga akhir Desember 2022. 
 
"Suku bunga kredit pemilikan hunian juga mengalami penurunan sehingga turut mendorong minat pembelian melalui KPR," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 Maret 2022.
 
Dari sisi pasar, John menambahkan bahwa stimulus Pemerintah untuk industri properti membuat konsumen lebih percaya diri untuk membeli properti. 
 
"Industri properti memiliki prospek cerah untuk pertumbuhan berkesinambungan. Ke depan sektor properti masih sangat prospektif mengingat rasio kepemilikan rumah yang masih rendah di Indonesia," ujarnya.
 
Pada 2022, LPKR menargetkan pra penjualan sebesar Rp5,2 triliun yang ditopang oleh peluncuran rumah tapak terjangkau, penetrasi pasar yang lebih dalam agar mencakup juga segmen nasabah dengan penghasilan lebih tinggi, dan kenaikan permintaan untuk unit apartemen siap huni.
 
Tahun lalu, LPKR membukukan pra penjualan sebesar Rp4,96 triliun, yang mana sekitar 58 persen dari total pra penjualan tersebut memilih opsi KPR sebagai metode pembayaran, 22,5 persen membayar tunai, dan 19,3 persen membayar melalui cicilan. 
 
Tingginya minat KPR tersebut selaras dengan komponen penjualan LPKR yang didominasi oleh penjualan rumah tapak di klaster Cendana di Lippo Village dan Waterfront Estates di Cikarang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan