Site Operation Manager PT Brantas Abipraya Khalid Pakapradana mengatakan pembangunan rumah relokasi tahap III yang sudah dimulai sejak awal Oktober terkendala pembersihan lahan , tapi terus diupayakan cepat sesuai target Kementerian PUPR .
"Kami harus mengganti lapisan tanah basah bekas sawah dengan tanah brangkal, lapisan geotextile, dan ditutup dengan tanah berbatu agar lapisan tanah layak dibangun pemukiman membutuhkan sekitar 30.000 kubik tanah untuk mengganti tanah bekas sawah," kata Khalid dikutip dari Antara, Rabu, 22 November 2023.
Pihaknya pada bulan ini melakukan percepatan pembangunan tanah yang sudah diganti dan layak, langsung dibangun unit Rumah Instan Sederhana dan Sehat (Risha) dan dilakukan hampir 24 jam non stop dengan tiga kali pergantian pekerja.
Untuk membangun satu unit Risha dibutuhkan waktu tujuh hari, sehingga pihaknya optimis pembangunan 190 rumah untuk penyintas yang direlokasi dari kampung asal di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, dapat tercapai sebelum akhir tahun.
"Untuk fasilitas penunjang tidak jauh berbeda dengan dua perumahan relokasi yang sudah dihuni terdapat mushola dan balai warga sedangkan untuk fasilitas air bersih langsung disiapkan pihak perusahaan," jelas dia.
Baca juga: 191 Rumah Siap Dibangun untuk Warga Penyintas Gempa Cianjur |
Dia menjelaskan, desain dan konstruksi perumahan sudah mempertimbangkan potensi bencana seperti banjir dengan membuat drainase yang lebih lebar menuju aliran sungai yang ada di bagian belakang perumahan.
Pihaknya juga membangun dinding penahan tanah sekitar 500 meter untuk daerah sempadan sungai yang ada di belakang lokasi perumahan relokasi tahap III itu."Kami berharap semua dapat tuntas sesuai target agar tidak ada lagi penyintas yang tinggal di hunian darurat," ungkap Khalid.
Sementara calon penghuni rumah relokasi tahap III dari sejumlah desa di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, berharap dapat segera pindah ke rumah karena setelah satu tahun gempa terjadi mereka masih menghuni tenda dan hunian darurat yang sebagian besar mulai rusak.
"Kami ingin segera pindah karena sudah satu tahun tinggal di dalam hunian darurat yang dibangun PMI, kondisinya sudah banyak yang bocor bagian dinding apalagi atapnya yang terbuat dari terpal," kata penyintas gempa di Desa Cijedil, Sumiati (39).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News