Pakar perumahan dari Universitas Diponegoro Asnawi Manaf menilai program BP2BT berbasis komunitas bakal mengurangi beban negara sekaligus membuka peluang bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapat rumah yang terjangkau.
"Jumlahnya akan lebih banyak karena mereka berpenghasilan di bawah Rp6 juta per bulan, sedangkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp8 juta," katanya di Semarang, Sabtu, 30 Januari 2021.
Asnawi mengemukakan hal itu terkait dengan laporan Bank Dunia berjudul Indonesia Public Expenditure Review 2020: Spending for Better Results mengenai evaluasi program pembiayaan perumahan di Indonesia.
Kendati demikian, Asnawi memandang perlu mempertahankan skema FLPP meski Bank Dunia menilai program pembiayaan perumahan untuk memenuhi target kepemilikan rumah dan hunian tidak efisien.
"Masalahnya, subsidi yang digunakan relatif mahal dalam hal biaya fiskal di muka dan utang pada masa depan," jelasnya.
Selain itu, kata Asnawi, Bank Dunia juga menilai skema FLPP maupun subsidi selisih bunga (SSB), hanya menguntungkan bank dan pengembang daripada konsumen MBR sehingga membuat larinya sektor swasta.
Pernyataan Asnawi ini juga merespons upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperbaiki program Penyediaan Fasilitas Papan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang dibiayai oleh Bank Dunia.
"Upaya itu menyusul rendahnya angka serapan program BP2BT setelah dua tahun bergulir hanya 8,8 persen," ungkap Asnawi.
Usulan Pusat Riset Teknologi IHUDRC Undip Semarang agar program BP2BT berjalan maksimal, menurut Asnawi, perlu adanya mindset (pola pikir) baru yang disebut mindset perumahan berbasis komunitas dengan dukungan kolaborasi academic, business, community, dan government (ABCG).
"Itu mindset-nya bukan masuk ke dalam mindset developer," kata Asnawi.
Menurut dia, upaya PUPR yang menjalin kerja sama dengan perbankan itu bagus, asalkan tidak boleh lupa bahwa BP2BT harus berubah dari delevery system (sistem penyediaan) berbasis pada developer ke pola pikir yang diusulkan IHUDRC berbasis komunitas kolaborasi ABCG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News