Kerajinan ukir menjadi bagian dalam hidup masyarakat Bali. Foto: Askrindo
Kerajinan ukir menjadi bagian dalam hidup masyarakat Bali. Foto: Askrindo

Perajin Kayu Ukir Bali Bertahan di Tengah Gempuran Furnitur Minimalis

Rizkie Fauzian • 27 Februari 2024 12:06
Jakarta: Di tengah gempuran furnitur bergaya minimalis, seni ukir Bali masih tetap dilirik masyarakat hingga saat ini. Banyak masyakarat menggunakan ukiran Bali sebagai dekorasi yang klasik di rumah.
 
Meski sempat terimbas pandemi covid-19, tapi bisnis ukir Bali tetap bertahan hingga saat ini, Bahkan penikmat ukir Bali telah tembus mancanegara. Ukiran kayu bukan sekadar bisnis, tapi menjadi salah satu seni yang identik dengan Bali.
 
Ukiran kayu ini telah menjadi warisan budaya adat Bali yang kerap diturunkan dari nenek moyang. Bahkan ukiran kayu juga memiliki nilai spriritual. Ukiran Bali menjadi salah satu kebudayaan yang harus dilestarikan.

Turun temurun

Perajin Kayu Ukir Bali Bertahan di Tengah Gempuran Furnitur Minimalis
Ukiran kayu yang telah turun temurun digeluti masyarakat Bali. Foto: Askrindo

Bukan rahasia lagi jika Jepara dan Bali dikenal akan ukirannya yang indah. Bahkan peminatnya tak hanya masyarakat lokal, tapi juga hingga mancanegara. 
 
Seni ukir merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang patut dilestarikan. Ukiran dari Jepara dan Bali sangat indah, dan memesona. Detailnya pun sangat rumit, dan sarat akan makna. 
 
Salah satu perajin kayu Wayan Sudarsana mengatakan kerajinan ukir ini telah digelutinya sejak lama. Bahkan sudah turun menurun dilakukan oleh masyarakat di Ubud, Bali.
 
"Ini sudah tiga generasi. Sudah turun menurun. Mayoritas pekerjaan orang disini ya begini (ukir kayu)," kata Mayan saat ditemui di Bali.
 
Wayan bercerita jika bahwa dirinya telah menekuni profesi ini sejak lama. Saat ini, dirinya menerima pesanan ukiran untuk frame kaca.
 
Untuk pembuatan frame kaca, Wayan mengaku menggunakan pohon durian. Proses pembuatan frame juga dilakukan secara manual.
 
Baca juga: Punya Furnitur Kayu? Begini Cara Merawatnya yang Tepat

"Kami prosesnya dibuat per size, jadi untuk frame ukuran kecil prosesnya dua hari untuk 10 ukuran kecil," jelas dia.
 
Ukiran yang dikerjakannya tak menggunakan khas Bali. Menurutnya, untuk frame foto dia menerima pesanan dari customer secara langsung.
 
"Desain biasanya bawa sendiri samplenya. Kita bikin dulu satu, kalau cocok baru kita lanjutkan prosesnya. Untuk harga, frame dengan ukuran kecil Rp180 ribu, yang besar Rp300 ribu," ujar dia.
 
Wayan mengaku dalam proses pembuatan frame, bahan baku menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Untuk dua batang pohon durian, hanya bisa menjadi satu frame ukuran besar.
 
"Bahan baku satu batang sudah mahal. Kalau ada orderan, bahan baku lama karena harus menebang dulu pohonnya," kata dia.
 
Meski begitu, Wayan mengaku jika produknya telah dinikmati hingga pasar mancanegara. Biasanya mereka langsung membeli di pinggir-pinggir jalan besar.
 
"Kita ekspor ke Eropa dan Amerika. Tapi pembeli masih banyak lokal, kita belum ada ke luar Jawa," ungkapnya.

Sempat terimbas pandemi

Pandemi covid-19 memukul sektor ekonomi di Indonesia, salah satunya bisnis ukiran Bali. Mayan mengaku jumlah pegawainya saat ini hanya 10 orang saja, padahal sebelumnya ada 30.
 
Meski sempat terdampak pandemi, saat ini bisnis ukiran kayu miliknya mulai bangkit. Dirinya mengaku mendapat Rp40 juta per bulan.
 
"Saat ini per bulan minimal bisa mendapatkan Rp40 juta dengan margin keuntungan bersih 25 persen. Biaya terbesar ada di bahan baku kayu pohon durian, sisanya untuk pekerja dan saya," kata dia. 
 
Saat memulai bangkit, ia menyebut persoalan modal menjadi hal terpenting. Untunglah, ia bisa mengakses pinjaman kepada salah satu entitas BUMN, Bank BRI yang memang sejak 2010 kerap memberikannya pinjaman modal. 
 
"Awal diberi kredit Rp25 juta, seiring tahun pelan-pelan naik ke Rp500 juta, tapi saat pandemi turun jadi Rp200 juta karena modal sudah hampir habis, omzet menurun," kata dia. 
 
Saat ini, ia merasa tenang karena upaya untuk memulihkan usaha bingkainya terbantu oleh entitas BUMN lainnya, Askrindo. Wayan mengatakan, berkat penjaminan pinjaman dari Askrindo, langkah bisninya yang meminjam modal uang ratusan juta ke bank, bisa dijalani dengan lebih aman. 
 
"Pinjaman untuk UMKM saya sebenarnya sudah sejak 2018 dijamin oleh Askrindo, jadi saat pinjam modal ke bank ketika pandemi tak punya modal, saya lebih tenang," ujar dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan