Sementara itu, pasar perkantoran dan apartemen terus mengalami koreksi akibat kondisi ekonomi yang kurang stabil saat ini. Dengan maraknya pemberitaan tentang perang tarif yang sedang berlangsung, banyak pihak bertanya-tanya apakah situasi ini turut memberikan dampak terhadap sektor properti.
Menurut Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto, perang dagang tidak memberikan dampak langsung terhadap sektor properti. Sebaliknya yang dikhawatirkan dari perang dagang ini adalah perlambatan ekonomi di Indonesia.
"Selama ini, Indonesia memang menggenjot ekspor ke negara lain, namun secara historis, kebanyakan komoditi atau barang-barang yang diekspor belum menjadi barang jadi, sehingga nilainya pun tidak terlalu tinggi," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin, 28 April 2025.
Baca juga: Pengaruh Tarif Trump bagi Sektor Properti di Indonesia |
Berkurangnya ekspor akan menyebabkan beban bagi negara. Jika pemasukan negara berkurang, hal ini akan mempengaruhi ekonomi kita. Dengan kondisi ekonomi yang menurun, sektor properti Indonesia juga akan terkena dampaknya.
Di tengah kondisi ini, Colliers tetap melihat adanya peluang yang cukup baik untuk Indonesia, terutama terhadap sektor industrial. Kondisi ini dapat memicu perusahaan multinasional untuk merelokasi pabrik mereka dari China ke negara-negara dengan biaya produksi lebih murah, salah satunya Indonesia.
"Potensi seperti ini seharusnya dapat menciptakan peluang yang lebih besar bagi sektor manufaktur di Indonesia, terutama dalam industri elektronik, tekstil, dan otomotif," ujar dia.
Namun di luar dari kondisi ini, performa tiap-tiap sektor cukup berbeda pada kuartal pertama 2025. Beberapa sektor dilihat memiliki potensi yang cukup baik dan proyeksi yang positif, namun beberapa di antaranya masih terus terkoreksi hingga saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News