Mitos-mitos seputar rumah di Indonesia. Foto: Freepik
Mitos-mitos seputar rumah di Indonesia. Foto: Freepik

7 Mitos Seputar Rumah di Indonesia, Ini Faktanya!

Rizkie Fauzian • 04 Juni 2025 14:49
Jakarta: Dalam budaya masyarakat Indonesia, urusan memilih rumah tidak hanya soal lokasi dan harga, tetapi juga sering kali dipengaruhi oleh mitos dan kepercayaan turun-temurun. Bahkan beberapa mitos masih dipercaya masyarakat hingga saat ini.
 
Mulai dari rumah tusuk sate hingga posisi tangga dan arah hadap rumah, banyak hal yang dianggap bisa membawa keberuntungan atau justru kesialan. Berikut beberapa mitos seputar rumah di Indonesia yang masih dipercaya sebagian masyarakat, dan fakta dibaliknya.

Mitos rumah di Indonesia

7 Mitos Seputar Rumah di Indonesia, Ini Faktanya!
Mitos-mitos seputar rumah di Indonesia. Foto: Freepik

1. Rumah tusuk sate dianggap membawa sial

Rumah yang berada di ujung jalan dan langsung berhadapan dengan jalan lurus disebut (rumah tusuk sate) sering kali dianggap membawa sial karena konon “menghadang rejeki” dan rentan kecelakaan.
 
Baca juga: Pengertian Rumah Tusuk Sate, Ciri-Ciri, Keuntungan, dan Mitos

Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan rumah tusuk sate membawa kesialan. Namun, dari segi keselamatan, posisi ini memang lebih rawan kecelakaan kendaraan jika tidak dilengkapi pagar atau pengaman.

2. Arah hadap rumah menentukan nasib

Dalam feng shui maupun tradisi Jawa, arah hadap rumah sangat penting. Banyak yang menghindari rumah yang menghadap barat karena dianggap “panas” secara energi.
 
Faktanya arah hadap rumah lebih banyak berpengaruh pada pencahayaan dan ventilasi. Rumah yang menghadap timur akan mendapatkan sinar matahari pagi, sementara rumah yang menghadap barat cenderung lebih panas di sore hari.

3. Jumlah anak tangga harus ganjil

Beberapa orang percaya jumlah anak tangga sebaiknya ganjil (misalnya 17 atau 21) agar rezeki lancar.

Faktanya tidak ada aturan baku mengenai jumlah anak tangga dalam desain arsitektur. Yang lebih penting adalah tinggi dan kenyamanan pijakan tangga untuk keselamatan.

4. Pohon besar di depan rumah bisa mengundang roh halus

Pohon besar seperti beringin atau rambutan yang tumbuh di depan rumah kadang dianggap bisa menjadi tempat bersemayam makhluk halus.
 
Faktanya pohon besar memang bisa mempengaruhi pencahayaan dan kelembaban rumah. Namun, kepercayaan soal makhluk halus bersifat kultural dan tidak bersifat universal.

5. Bangun rumah di bulan suro dianggap sial

Dalam kalender Jawa, bulan Suro dianggap bulan keramat. Banyak orang menghindari pembangunan rumah di bulan ini.
 
Faktanya kepercayaan ini bersifat spiritual dan tradisional. Tidak ada bukti nyata bahwa bulan Suro memengaruhi keberhasilan pembangunan rumah. Namun, menghormati adat tetap penting dalam komunitas tertentu.

6. Dinding retak adalah tanda rumah "diganggu"

Retakan di dinding adalah pertanda ada makhluk halus atau gangguan gaib. Faktanya retak bisa disebabkan oleh faktor struktural, pergeseran tanah, atau kualitas material, bukan karena hal mistis.

7. Tidak boleh menempatkan tempat tidur sejajar pintu

Mitos ini disebut "posisi peti mati" karena menyerupai posisi jenazah dibawa keluar rumah. Faktanya dalam feng shui, ini dianggap mengganggu aliran energi. Namun, dari sisi logika, posisi ini juga bisa menyebabkan kurangnya privasi dan kenyamanan tidur.
 
Banyak mitos rumah di Indonesia berasal dari warisan budaya, kepercayaan spiritual, dan interpretasi terhadap lingkungan. Meskipun tidak semuanya memiliki dasar ilmiah, mitos-mitos ini tetap hidup dalam masyarakat dan dapat mempengaruhi keputusan membeli atau membangun rumah.
 
Akan tetapi, saat ini generasi muda mulai lebih rasional dalam mempertimbangkan aspek fungsional, legalitas, dan lingkungan saat memilih hunian. Penting untuk menyeimbangkan antara kearifan lokal dan pengetahuan modern agar rumah yang dipilih benar-benar menjadi tempat tinggal yang nyaman dan aman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan