Jakarta: Program pasangan calon peserta Pilkada DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno (Pram-Doel), yang berencana melibatkan lulusan SD untuk bekerja di bidang Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dinilai sebagai langkah yang rasional dan realistis untuk mengurangi angka pengangguran di Jakarta.
"Apakah program visi dan misi soal lulusan SD bisa bekerja sebagai PPSU rasional, memungkin, tentu rasional," ujar dosen politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, yang juga Direktur Indonesia Political Review (IPR), saat dihubungi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Pasukan oranye atau PPSU tidak harus SLTA karena tugas utama dan terutama adalah bertanggung jawab terhadap kebersihan, kenyamanan tempat di mana yang menjadi tanggung jawab sesuai lokasi petugas PPSU ditempatkan.
Namun, Ujang menambahkan, menjadikan Jakarta sebagai kota global dengan hanya memberdayakan lulusan SD akan memerlukan proses yang panjang. Namun di sisi lain, strategi itu juga dinilai mampu mendorong warga Jakarta semakin diberdayakan dan produktif. Karena proses menjadi PPSU tidak rumit, lebih sederhana.
"Memang menjadikan Jakarta sebagai kota global solusinya adalah dengan menghilangkan pengangguran, dan itu membutuhkan strategi yang berkelanjutan," lanjut Ujang.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa program Pram-Doel ini bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di Jakarta dengan cara yang komprehensif. "Ini solusi yang nyata, tidak parsial dalam menyusun program dan visi misi mereka," tambahnya.
Pasangan calon nomor urut 3 ini mengusulkan agar para pekerja PPSU di Jakarta tidak memerlukan ijazah SMP atau lebih tinggi, tetapi cukup lulusan SD saja. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat dan secara signifikan menekan angka pengangguran di ibu kota.
"Kita punya kebijakan untuk PPSU, tidak perlu ribet dengan ijazah. Tidak perlu ijazah SMP, SD sudah bisa bekerja. Karena PPSU itu tugasnya untuk menjaga kebersihan," ujar Rano Karno dalam debat pertama Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2024, yang digelar pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Rano juga menegaskan rencana mereka untuk mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) di Jakarta, yang akan memfokuskan pelatihan pada berbagai keterampilan, terutama dalam bidang digitalisasi dan penggunaan teknologi komputer. Menurutnya, banyak perusahaan saat ini yang membutuhkan tenaga kerja terampil di bidang tersebut.
"Kita tingkatkan pendidikan bagi yang lulusan SMP, misalnya, karena dunia digital ini sangat potensial untuk diakses oleh anak-anak muda. Oleh karena itu, kita akan membangun balai rakyat yang berfungsi sebagai BLK modern," ujar Rano, yang dikenal dengan panggilan 'Si Doel'.
BLK modern yang diusulkan ini tidak hanya akan memberikan pelatihan di bidang mekanik atau teknik mesin, tetapi juga di bidang komputerisasi. Rano menyebut bahwa banyak institusi swasta yang sudah mulai membuka program pelatihan animasi dan keterampilan teknologi lainnya, dan ia ingin Jakarta memiliki fasilitas serupa yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan adanya pelatihan-pelatihan seperti ini, angkatan kerja di Jakarta, khususnya mereka yang berasal dari generasi Z, akan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman, sehingga bisa lebih produktif dan turut berkontribusi dalam mengurangi pengangguran.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lulusan SD yang sebelumnya sulit mendapatkan pekerjaan formal, sekaligus memberikan peluang kepada generasi muda untuk mengasah keterampilan digital yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja saat ini. Langkah ini dinilai sebagai salah satu upaya konkret Pram-Doel untuk memberdayakan masyarakat dari berbagai jenjang pendidikan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di ibu kota.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ALB))