Temanggung: Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut satu, Ganjar Pranowo, menemui petani bawang putih di Desa Petarangan, Temanggung. Ganjar menerima keluhan ihwal harga bawang putih yang dianggap mereka kelewat murah.
Menurut Ganjar, musabab murahnya harga bawang putih petani Petarangan itu dipicu oleh surat edaran dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Surat edaran tersebut mengatur harga tertinggi bawang putih berada di angka Rp11 ribu per kilogram.
"Mereka ada keluhan karena surat edaran yang mengatakan harga tertinggi Rp11 ribu. Padahal (bawang putih) harganya bisa melonjak tinggi ," kata Ganjar di Petarangan, Temanggung, Jawa Tengah, 27 Februari 2018.
Di sisi lain, kata Ganjar, petani Petarangan harus mengeluarkan uang Rp80 ribu untuk membeli satu kilogram benih bawang putih. Sehingga, adanya surat edaran itu dinilai para petani sangat memberatkan.
"Mereka minta direvisi. Kalau harganya rendah mereka tidak bisa untung," jelas Ganjar.
Ganjar meminta Kementerian Pertanian mengkaji ulang terkait aturan harga tertinggi bawang putih. Selain itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu meminta Kementerian Pertanian turut membantu pemasaran hasil bumi petani secara online.
"Bagaimana pascapanen bisa kita bantu agar Dinas Pertanian ajak mereka jualan online. Agar ketemu langsung dengan pembeli sehingga keuntungan mereka bisa lebih tinggi," tegas Ganjar.
Sementara itu, seorang petani, Tarip, menuturkan kebijakan harga tertinggi bawang putih dari Kementerian Pertanian sangat merugikan. Sebab, di pasaran, harga bawang putih bisa lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah. "Kalau bawang putih basah Rp20 ribu sedangkan kering bisa Rp25 sampai Rp30 ribu. Tergantung jenis-jenisnya," tegas Tarip.
Di Temanggung, Ganjar sempat membuka sesi tanya jawab dengan kelompok tani Petarangan. Saat sesi ini, salah seorang petani, Timbul, mengeluhkan soal susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi, meski ia sudah memiliki kartu tani.
Dalam sesi tanya jawab itu, Ganjar menuturkan bahwa pupuk bersubsidi memiliki jumlah yang terbatas. Program kartu tani, kata Ganjar, untuk menjamin para petani mendapat pupuk bersubsidi. Dulu pupuk kita itu langka, diselundupkan. Maka, setiap petani kalau dapat pupuk subsidi harus ikut (program kartu tani)," ungkap Ganjar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ALB))