Jakarta: Lonjakan suara Sudrajat-Ahmaf Syaikhu dinilai bukan bukti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil di Pilkada Jawa Barat. Sebaliknya, partai besutan Sohibul Imam itu dinilai mengalami kemunduran prestasi.
"10 tahun (Jawa Barat) di bawah kepemimpinan PKS, hari ini dia kehilangan posisi itu. Itu menurut saya kalau dilihat dari perspektif itu kemunduran dari PKS," kata Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, di Kantor Kantor Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Jalan Cisadane, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Juli 2018.
Baca: Asyik Melejit karena #2019GantiPresiden
Ia mengakui, Sudrajat-Syaikhu mampu mendongkrak perolehan suara dari hanya 10 persen dari hasil survei menjadi sekitar 28 persen lebih versi
quick count. Namun, hasil itu belum berhasil membuat pasangan yang diusung PKS, Gerindra, dan PAN itu merebut kemenangan di Jawa Barat.
Kursi yang selama 10 tahun dipegang Ahmad Heryawan (Aher), kader PKS itu kini harus lepas. Pasalnya, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum berhasil memenangkan Pilkada Jawa Barat versi
quick count.
"Di Jawa Barat itu dianggap keberhasilan Sudrajat-Syaikhu karena di survei 10, ternyata dapat 20 lebih. Tapi kalau dari persepektif saya, Jawa Barat itu dipimpin 10 tahun oleh PKS dan sekarang kehilangan gubernur, menurut saya itu kemunduran buat PKS," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))