Tim Khofifah-Emil Koordinasi Final Jelang 'Nyoblos'
Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Rapat Koordinasi bersama tim pemenangan kabupaten/kota besertai partai pendukung saat di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu, 2 Juni 2018. Medcom.id/Syaikhul Hadi
Surabaya: Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) yang digelar pada 27 Juni 2018, pasangan calon Khofifah-Emil terus melakukan koordinasi dengan tim pemenangan kabupaten/kota di Jawa Timur. Khofifah berharap, koordinasi kali ini merupakan pertemuan final persiapan pencoblosan.
"Harapannya, ini koordinasi final. Karena setelah ini kita lebih memfokuskan pada pencoblosan," ujar Khofifah dalam Rapat Koordinasi bersama tim pemenangan kabupaten/kota besertai partai pendukung saat di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu, 2 Juni 2018.
Berbagai persiapan sudah dimatangkan, mulai dari membangun kluster sesuai porsi masing hingga pengawalan dan pengamanan tingkat PPK saat pencoblosan.
"Minimal tim IT dan pengacara nya juga harus siap. Sementara ini saya lihat mereka cukup rapi," katanya.
Khofifah juga meminta pemetaan saksi yang ada di luar TPS bisa dipastikan. "Dipastikan saja bahwa saksi nya dari TPS yang ada di daerahnya masing-masing," imbaunya.
Dia meminta agar koordinasi antara saksi internal dan eksternal bisa lebih masif. Kesiapan saksi merupakan titik penentu kemenangan.
"Penguatan saksi di internal kita sangatlah dibutuhkan, saya berharap seluruh perangkat dapat menyiapkan saksi itu dengan baik," tambahnya.
Terakhir Khofifah juga mengharap pada seluruh partai pengusung dan relawan yang hadir untuk tidak melewatlam satu pun suara. "Bayangkan Satu TPS satu suara hilang, satu suara dikali 6,800 TPS itu angka yang besar," tandasnya.
Ketua Tim Sembilan Kiai Asep Syaifuddin Chalim menyebut kesiapan dari perangkat kerja tim paslon nomor urut 1. Mulai dari Partai pengusung sampai relawan Khofifah-Emil.
"Saya lihat, Partai pengusung kita lebih kuat dari tim sebelah. Partai pengusung dan relawan sudah bekerja keras untuk memenangkan pasangan kita, tinggal kita tingkatkan lagi," kata Pengasuh PP Amanatul Ummah Pacet Mojokerto ini.
Kiai Asep juga tak menampik bahwa tim pasangan calon nomor urut 1 masih mempunyai kekurangan dan kelemahan. Namun, kelemahan dan kekurangan itu bisa dijadikan suatu kekuatan untuk memenangkan pasangan yang diusung.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((SUR))
"Harapannya, ini koordinasi final. Karena setelah ini kita lebih memfokuskan pada pencoblosan," ujar Khofifah dalam Rapat Koordinasi bersama tim pemenangan kabupaten/kota besertai partai pendukung saat di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu, 2 Juni 2018.
Berbagai persiapan sudah dimatangkan, mulai dari membangun kluster sesuai porsi masing hingga pengawalan dan pengamanan tingkat PPK saat pencoblosan.
"Minimal tim IT dan pengacara nya juga harus siap. Sementara ini saya lihat mereka cukup rapi," katanya.
Khofifah juga meminta pemetaan saksi yang ada di luar TPS bisa dipastikan. "Dipastikan saja bahwa saksi nya dari TPS yang ada di daerahnya masing-masing," imbaunya.
Dia meminta agar koordinasi antara saksi internal dan eksternal bisa lebih masif. Kesiapan saksi merupakan titik penentu kemenangan.
"Penguatan saksi di internal kita sangatlah dibutuhkan, saya berharap seluruh perangkat dapat menyiapkan saksi itu dengan baik," tambahnya.
Terakhir Khofifah juga mengharap pada seluruh partai pengusung dan relawan yang hadir untuk tidak melewatlam satu pun suara. "Bayangkan Satu TPS satu suara hilang, satu suara dikali 6,800 TPS itu angka yang besar," tandasnya.
Ketua Tim Sembilan Kiai Asep Syaifuddin Chalim menyebut kesiapan dari perangkat kerja tim paslon nomor urut 1. Mulai dari Partai pengusung sampai relawan Khofifah-Emil.
"Saya lihat, Partai pengusung kita lebih kuat dari tim sebelah. Partai pengusung dan relawan sudah bekerja keras untuk memenangkan pasangan kita, tinggal kita tingkatkan lagi," kata Pengasuh PP Amanatul Ummah Pacet Mojokerto ini.
Kiai Asep juga tak menampik bahwa tim pasangan calon nomor urut 1 masih mempunyai kekurangan dan kelemahan. Namun, kelemahan dan kekurangan itu bisa dijadikan suatu kekuatan untuk memenangkan pasangan yang diusung.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((SUR))
BERITA TERKAIT
