Jakarta: Sejumlah tantangan menanti kepala daerah terpilih dalam
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024. Sebanyak 75,7 persen masyarakat mengungkapkan kepala daerah terpilih harus bisa menyelesaikan masalah
kemiskinan, keterbatasan sarana prasarana dan infrastruktur transportasi, dan risiko kelaparan.
Kepala daerah terpilih nantinya juga harus bisa meningkatkan masalah kesehatan, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal ini terpotret dari survei yang dilakukan Timur Barat Research Center pada 24 September hingga 6 Oktober 2024.
"Ini tentu menjadi tantangan besar bagi kepala daerah NTT yang terpilih di masa mendatang," ujar Direktur Eksekutif Timur Barat Research Center Johanes Romeo dalam keterangannya, Selasa, 8 Oktober 2024.
Romeo menyampaikan pihaknya juga mengukur tingkat elektabilitas calon kepala daerah yang akan bertarung di Pilgub NTT 2024. Yakni, pasangan calon Melki Lakalena-Johni Asadoma, Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu, serta Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto.
Pada aspek top of mind atau spontaneous awareness, tingkat elektabilitas Melki Lakalena-Johni Asadoma mencapai 34,2 persen, Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto 27,4 persen, dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu mencapai 19,6 persen.
"Responden yang tidak memilih tercatat sebesar 18,8 persen," ujar dia.
Pada aspek aided awareness dengan bantuan gambar dan nama ketiga pasangan calon di kartu surat suara, menunjukkan pasangan Melki Lakalena-Johni Asadoma mencapai tingkat keterpilihan 40,8 persen. Pasangan Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto memperoleh 33,4 persen, dan pasangan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu mendapatkan 20,1 persen. Responden yang tidak memilih sebesar 5,7 persen.
Dari hasil survei ini, masih ada responden yang mungkin mengubah pilihannya menjelang pencoblosan dengan jumlah 27,6 persen. Mereka akan mengubah pilihannya setelah mengetahui visi dan misi pasangan calon selama kampanye.
Sementara itu, responden yang sudah mantap pada pilihannya mencapai 67,2 persen dan sebanyak 5,2 persen responden tidak mengungkapkan pilihan mereka.
Survei ini dilakukan kepada 1.400 orang yang telah memiliki hak pilih, yaitu berusia 17 tahun ke atas, di 21 kabupaten dan satu kota di NTT. Metodologi yang digunakan multistage random sampling dengan toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,62 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))