Maluku Utara: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Utara menggelar debat publik terakhir
calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, Pada Kamis, 21 November. Dalam debat tersebut pasangan calon nomor urut 1, Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid tampil dengan optimis menjabarkan visi-misi dan program kerjanya.
Pada akhir debat Husain Alting Sjah mengeluarkan closing statement permohonan maaf kepada seluruh pasangan calon di dalam kontestasi politik pilkada Maluku Utar bila ada salah kata maupun perbuatan yang kurang berkenan.
"Selanjutnya saya dan Asrul Rasyid Ihsan meminta dengan kesungguhan hati. Percayakanlah amanah dari bapak ibu sekalian untuk diberikan kepada kami pada tanggal 27 November. Untuk dapat melaksanakan kewajiban kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara. Selanjutnya dari lubuk hati juga kami ingin sampaikan semboyan Maluku Kie Raha, Ifa No Jou Lada, Lada Mansia Ngone Ua. Jangan pilih orang yang tidak tahu tentang asbab dan asal-usul kalian," kata Sultan mengakhiri debat publik terakhir dikutip Jumat, 23 November 2024.
Sultan Husain menegaskan hubungan antara pemimpin dan rakyat bukanlah sekadar hubungan formal. Rakyat menyerahkan urusan keamanan dan kesejahteraan kepada seorang pemimpin, bukan karena paksaan, apalagi karena iming-iming materi.
Mereka melakukannya karena keyakinan mendalam terhadap seorang pemimpin yang telah bersumpah untuk menjaga negeri ini dengan jiwa raganya.
"Pilihlah dengan hati. Pilihlah demi masa depan. Karena ini bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang bagaimana kita ingin dikenang oleh generasi penerus di masa yang akan datang. Kehormatan Maluku Utara ada di tangan kita, dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Hidup terhormat berdasarkan adat atau terhina karena berkhianat. Mari bersama-sama Selamatkan Maluku Utara," jelasnya.
Bagi Sultan Husain Alting Sjah, momentum Pilkada bukan ajang menggadaikan kehormatan. Di tengah kondisi yang sulit, Pilkada menjadi sebuah harapan baru.
"Ini adalah kesempatan bagi rakyat Maluku Utara untuk kembali menentukan arah negeri mereka. Tetapi Pilkada juga bukan tanpa tantangan. Godaan politik uang, janji-janji palsu, dan kampanye manipulatif adalah realitas yang harus dihadapi Bersama," ungkapnya.
Menurut dia setiap amplop yang diterima mungkin terasa seperti rezeki kecil yang datang tiba-tiba. Tetapi di balik itu, ada harga yang harus dibayar. Uang itu akan segera habis dalam hitungan hari, tetapi keputusan yang salah akan meninggalkan luka selama bertahun-tahun.
Rakyat akan kembali hidup dalam bayang-bayang korupsi, pembangunan yang stagnan, ketidakadilan, dan penderitaan lainnya.
"Jika rakyat Maluku Utara memilih karena uang, maka mereka tidak hanya menggadaikan masa depan, tetapi juga mengkhianati warisan leluhur. Mereka melupakan prinsip-prinsip adat yang telah membuat mereka terhormat selama berabad-abad," ujar Sultan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DEN))