Jakarta: Integritas KPUD Jakarta dinilai sedang diuji di Pilkada Jakarta. Klaim pasangan Pramono-Rano yang mendeklarasikan diri menang satu putaran menjadi tantangan.
Peneliti Politik dari BRIN Wasisto Raharjo Jati mengatakan, deklarasi lebih dulu yang dilakukan Pramono-Rano bisa membuat muruah KPU terganggu. Dia khawatir, jika nanti dalam hitung manual hasilnya berbeda akan memicu polemik di masyarakat. "Muruah KPU perlu dihormati," kata Wasisto
Terkait klaim kemenangan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024 dengan mengeklaim mendapatkan 50,07% suara, menurut Wasisto tidak elok mendahului hitung manual KPU Jakarta.
Wasisto mengatakan, deklarasi awal sebelum hasil hitung manual seolah tak menghormati lembaga KPU sebagai penyelenggara pemilu.
"Saya pikir hal tersebut bisa semakin mengesampingkan peran KPU sebagai otoritas penyelenggara pemilu dari awal hingga akhir karena publik makin tergantung pada hasil survei," kata Wasisto.
Di sisi lain, sejumlah temuan kecurangan dalam proses pencoblosan masih terjadi. Teranyar, ketua KPPS di TPS 28 Pinang Ranti, Jakarta Timur ketahuan mencoblos Pramono-Rano. 18 Surat suara Pramono-Rano yang dicoblos tersebut dimasukkan ke kotak suara. Saat ini, pelaku telah diberhentikan.
Wasisto mengatakan, hasil real count dan quick count di pemilu memang menciptakan euforia dan dysphoria bagi paslon. "Sebaiknya masing-masing paslon bisa menahan diri sampai proses KPU selesai," kata Wasisto.
Seperti diketahui, Pramono Anung-Rano Karno mengeklaim memperoleh suara sebesar 50,07 persen di Pilkada Jakarta. Mereka yakin menjadi pemenang Pilkada Jakarta dalam satu putaran. Pramono mengaku mendapatkan data tersebut dari real count KPUD Jakarta.
"Alhamdulillah, hasil real count KPUD DKI Jakarta dan perhitungan formulir C hasil KWK saat ini, pagi ini, Kamis tanggal 28 November 2024 telah mencapai 100 persen TPS di seluruh daerah pemilihan Jakarta," kata Pramono.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))