Jakarta: Calon Wakil Gubernur
Jawa Timur nomor urut 1, Lukmanul Khakim, menyoroti masalah tingginya pengangguran di kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lukman menegaskan bahwa penyesuaian antara kurikulum SMK dengan kebutuhan industri sangat mendesak untuk dilakukan agar lulusan SMK bisa langsung terserap ke dunia kerja.
"Kita punya PR besar, ternyata SMK yang seharusnya lulusannya bisa langsung mendapatkan pekerjaan justru menyumbang tingkat pengangguran terbuka tertinggi di Jawa Timur. Ini miris, saudara-saudara," ujar Lukman dalam
debat pilkada yang disiarkan langsung melalui YouTube KPU Jawa Timur, Jumat 18 Oktober 2024.
Lukman menambahkan, salah satu strategi yang akan diambil jika terpilih adalah melakukan pemetaan ulang (mapping) terhadap kebutuhan industri di Jawa Timur. Menurutnya, saat ini banyak SMK yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri setempat, sehingga lulusannya sulit mendapatkan pekerjaan.
"Mapping ulang sebenarnya kebutuhan industri di Jawa Timur seperti apa. Kalau ternyata kebutuhannya terkait otomotif, janganlah SMK-nya Tata Boga," tegasnya.
Pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim berkomitmen untuk memastikan link and match antara dunia pendidikan dan industri. Lukman juga mengingatkan bahwa jika masalah ini tidak segera dibenahi, bonus demografi yang dimiliki Indonesia bisa berubah menjadi bencana demografi.
"Kalau kita tidak sungguh-sungguh, jangan salahkan jika suatu hari bonus demografi ini akan menjadi bencana demografi," jelas Lukman.
Debat publik perdana Pilgub Jawa Timur ini mengusung tema Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur. Tiga pasangan calon turut berpartisipasi dalam debat tersebut: Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak nomor urut 2, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans nomor urut 3.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WAN))