Jakarta: Provinsi
Papua Barat Daya memiliki kelompok suku-suku yang tersebar di berbagai daerah di Papua Barat Daya. Setiap suku yang memiliki bahasa lokal tersendiri.
Berdasarkan hasil survei, sejumlah bahasa lokal dari suku-suku di Papua terancam punah atau bahkan sudah ada yang punah akibat jumlah penutur yang terus berkurang dan faktor-lainnya.
Kepunahan bahasa dan budaya lokal
Menanggapi fakta tersebut, Calon Gubernur Papua Barat Daya nomor urut 1, Abdul Faris Umlati menawarkan solusi agar kepunahan bahasa dan budaya lokal asli di Papua Barat bisa terus dilestarikan.
"Budaya, adat istiadat menjadi karakteristik di Papua Barat Daya. Bilamana kami dipercaya menjadi Gubernur tentu pemerintah dituntut melakukan invertenvsi. Intervensi yang dimaksud adalah terkait dengan anggaran untuk peneliti dan untuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meneliti kembali dan memberikan kajian bagaimana budaya maupun keanekaragaman adat istiadat itu tidak punah," ujar Abdul Faris Umlati dalam debat Pilgub Papua Barat Daya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Abdul menambahkan pihaknya akan mengeluarkan peraturan daerah atau peraturan daerah khusus (Perdasus) ada di rujukan UU Otonomi khusus. "Semua untuk melindungai hak-hak dari orang asli Papua itu sendiri," lanjutnya.
Jadikan budaya dan bahasa sebagai aset
Tak hanya itu, Abdul meyakini dengan menjadikan bahasa lokal, budaya, serta adat istiadat sebagai aset, maka kepunahan budaya lokal Papua tidak akan terjadi. "Jadi kami akan memberikan anggaran budaya menjadi aset kapital dari provinsi Papua Barat Daya."
"Dari sisi budaya, Papua Barat Daya itu beraneka ragam karena itu penting peran serta dari pemerintah daerah untuk melakukan invervensi lewat anggaran yang tersedia," bebernya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AHL))