Jakarta: Petahana Tri Adhianto-Haris Bobihoe unggul jauh dari dua kompetitornya di Pemilihan Walikota (
Pilwakot) Bekasi 2024. Hal tersebut terpotret dari hasil jajak pendapat oleh LKPI kepada 1.200 warga pada 25 September-4 Oktober 2024.
Dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan kertas kuisioner, pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe paling banyak dipilih responden dengan 53,7 persen, pasangan Heri Koswara-Sholihin dengan 32,8 persen, dan pasangan UU Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni hanya mendapatkan 4,9 persen.
"Sementara itu, sebanyak 8,9 persen responden menyatakan tidak akan memilih," kata Direktur Eksekutif LKPI Togu Lubis dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Oktober 2024.
Melalui simulasi top of mind, yang bertujuan mengukur loyalitas dan spontanitas responden dalam menyebutkan pasangan calon yang mereka pilih, pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe menjadi yang paling banyak disebut dengan 47,1 persen suara.
Kemudian pasangan Heri Koswara-Sholihin hanya 29,6 persen. Pasangan UU Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni memperoleh 4,1 persen, dan sebanyak 19,2 persen responden tidak memberikan jawaban.
Togu mengatakan tingkat keterpilihan petahana tinggi karena masyarakat puas dengan kinerja Tri Adhianto, saat menjabat sebagai Wakil Wali Kota dan Plt Wali Kota Bekasi.
"Dari data yang diperoleh, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Tri Adhianto mencapai 79,2 persen, sementara 10,2 persen menyatakan ketidakpuasan, dan 19,6 persen lainnya tidak memberikan penilaian," kata Togu.
Togu mengakatan survei ini juga mengukur tingkat kepercayaan publik (public trust) terhadap tiga pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi, berdasarkan rekam jejak dan pengalaman mereka.
Pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe meraih skor public trust yang tinggi, yaitu 89,7 persen. Diikuti pasangan Heri Koswara-Sholihin dengan skor 57,2 persen, serta pasangan UU Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni yang memperoleh skor 36,7 persen.
Sementara itu, pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe memiliki tingkat popularitas mencapai 81,2 persen serta tingkat akseptabilitas sebesar 80,4 persen. Sedangkan, popularitas pasangan Heri Koswara-Sholihin hanya 58,4 persen dan akseptabilitas 52,6 persen.
"Sementara itu, pasangan UU Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni mencatatkan tingkat popularitas 28,4 persen dan akseptabilitas 32,3 persen," kata Togu.
Teknik penarikan sampel menggunakan multistage random sampling, yang memungkinkan pemilihan responden secara acak namun terstruktur. Margin of error survei ini sekitar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, pengamat politik Rikal Dikri menilai secara keseluruhan, hasil survei memberikan gambaran awal yang kuat tentang posisi Tri Adhianto sebagai petahana.
"Tingkat elektabilitasnya yang mencapai 53,7 persen menunjukkan bahwa ia memiliki dukungan yang signifikan dari masyarakat, melampaui angka psikologis untuk seorang incumbent, yaitu di atas 50 persen," kata Rikal.
Rikal menilai tingginya elektabilitas ini menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat dengan tingkat kepuasan publik, yang rata-rata berada di atas 75 persen. Hal ini mencerminkan kinerja Tri Adhianto selama menjabat sangat diperhatikan dan dihargai oleh warga Kota Bekasi.
Seperti saat terjadi wabah covid-19, ketika Pemerintah Kota Bekasi menjadikan Stadion Patriot Chandrabaga sebagai Rumah Sakit Darurat. "Kota Bekasi pun meraih peringkat satu penanganan covid-19 se-Jabar," ujar Rikal.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DEN))