medcom.id, Bogor: Pengurus Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) diminta tak mengutamakan kekerabatan dalam merekrut saksi untuk Pilkada DKI 2017. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat pembukaan acara Pelatihan Pelatih Saksi BSPN PDI Perjuangan.
"Tidak boleh lagi rekrutmen saksi lebih mementingkan keluarga, bapaknya masuk, anaknya masuk, mantunya masuk. Enggak boleh," kata Djarot di Grand Cempaka Resort, Jalan Raya Puncak, Bogor, Jumat (7/10/2016).
Ketua bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan itu menjelaskan, saksi yang direkrut harus memenuhi kriteria, seperti berusia muda, proaktif, berani, militan, dan tahan akan suap. Setelah itu, penempatan saksi harus tepat.
"Tidak boleh lagi saksi nyoblos di TPS 1 terus dipindah di TPS 11. Dia harus nyoblos di tempatnya supaya kenal pemilihnya. Ada sekitar 13.000 TPS, dia harus di situ. Data ini harus valid sesuai KTP dia nyoblos," jelas Djarot.

Ketua bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat dalam acara pelatihan pelatih saksi PDI Perjuangan di Grand Cempaka Resort, Jalan Raya Puncak, Bogor, Jumat (7/10/2016). Foto: Intan Fauzi/Metrotvnews.com.
Djarot juga menekankan, setiap saksi wajib memotret kertas besar hasil penghitungan suara atau C1 Plano, sebagai bukti hasil suara di TPS. Sebab sebelumnya saksi hanya mencatat hasil penghitungan suara.
"Jangan hanya nyatet, nyatetnya yang niat, ada yang pakai bekas bungkus kacang, rokok, dan yang dicatat bukan hanya suara kita saja, tapi suara lawan juga," tegas Djarot.
Baca: PDIP Siapkan 30 Ribu Saksi untuk Pilkada DKI
Sebelumnya, Djarot menyemangati sekitar 160 pelatih saksi untuk memenangkan pasangan petahana Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama dan Djarot di Pilkada DKI 2017. Djarot mengungkapkan, perjuangan menuju kemenangan tidak akan mudah.
Djarot mengingatkan, supaya pelatih saksi tidak mudah menyerah. Justru tantangan dan kesulitan itu perlu dihadapi dengan keyakinan.
Meski saksi dari PDI Perjuangan sudah berpengalaman memenangkan pasangan Jokowi-Ahok saat Pilgub DKI 2012. Namun Djarot mengatakan, pengalaman saja belum cukup jadi modal untuk berkompetisi di perjuangan yang besar.
"Apakah Anda masih mempunyai keberanian itu? Masih, betul? Apakah Anda mampu mengatasi kesulitan yang sekarang yang sedang terjadi? Berani, betul?" kata Djarot yang diikuti sorak "Siap" dari para pelatih saksi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))