Jakarta: Masyarakat diminta mewaspadai politik uang dan intimidasi struktural di
pilkada serentak di Tangerang Selatan (Tangsel). Politik uang diprediksi semakin masif jelang pemilihan 9 Desember.
Dosen ilmu hukum Fakultas Syariah Hukum Universitas Syarif Hidayatullah (Sahid) Ciputat, Andi Syafrani mengatakan, adanya kasus dugaan politik uang yang melibatkan salah satu pendukung pasangan calon di Pengadilan Negeri Tangerang menunjukkan masifnya politik uang.
"Adanya kasus dugaan politik uang yang sudah masuk ke pengadilan dalam Pilkada Tangsel menunjukkan adanya potensi munculnya kasus serupa, bahkan lebih masif. Mengingat waktu pencoblosan sudah semakin dekat,” kata Andi Syafrani, Senin, 30 November 2020.
Alumnus S2 dari Universitas Victoria Australia itu menyebut pengalaman Pilkada Tangsel sebelumnya yang tak lepas dari politik uang dan intimidasi struktural.
"Pengalaman Pilkada sebelumnya menunjukkan adanya potensi pelanggaran politik uang serta intimidasi melalui jalur struktural Pemerintahan Daerah,” kata Andi.
Andi yakin warga Tangsel yang cerdas akan menolak politik uang dan berharap
Pilkada Tangsel melahirkan pemimpin yang bersih, karena politik uang akan menyengsarakan warga.
"Sebagai wilayah penopang Ibu Kota, Tangsel diharapkan melahirkan pemimpin yang jadi contoh dan bersih, bahkan sejak dalam proses pemilihan. Warga Tangsel yang cerdas akan menolak diberi uang atau dalam bentuk apa pun dalam memilih. Jangan rusak Pilkada dengan uang yang akan menyengsarakan warga sampai lima tahun ke depan," jelas Andi Syafrani.
Sebelumnya, Plt Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha curiga ada upaya curang di Pilkada Tangesel.
"Hati-hati bapak-bapak dan ibu-ibu, waspadai potensi kecurangan dan politik uang menjelang 9 Desember," kata Giring.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))