Jakarta: Pasangan calon nomor urut 2 di Pemilihan Gubernur (
Pilgub) Jawa Tengah,
Ahmad Luthfi - Taj Yasin menutup debat kedua Pilgub Jawa Tengah dengan melantunkan syair Lir-ilir ciptaan Sunan Kalijaga.
Sebelumnya, Ahmad Lutfhi mengatakan kalau pemimpin yang layak menjadi Gubernur Jawa Tengah adalah yang bisa terhubung dengan semua kalangan masyarakat.
"Jawa Tengah membutuhkan pemimpin yang bisa menghubungkan semua kalangan. Yang kenal petani dan nelayan, yang kenal anak muda pengusaha kreatif, yang kenal sesepuh pembatik di Pekalongan, yang kenal mbok penjual dau pisang di pasar," kata Ahmad Lutfhi di sesi penutup debat kedua Pilgub Jateng, Minggu, 10 November 2024.
Lebih lanjut, pasangan nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin menutup sesi debat dengan menyanyikan syair ciptaan Sunan Kalijaga yang berjudul Lir-ilir.
"Terakhir tembang ciptaan sunan Kaligaja ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua yang senantiasa hidup sederhana, saling mendukung, saling bersyukur atas apa yang sudah kita miliki, juga bekerjasama mewujudkan Jawa Tengah maju dan berkelanjutan," tutup Yasin yang dilanjutkan dengan bernyanyi Lir-ilir bersama para pendukungnya.
Syair lengkap Lir-Ilir
Lir ilir, lir ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro
Kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako
Surak iyo….
Terjemahan Lir-ilir dalam bahasa Indonesia
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Telah menghijau seperti pengantin baru
Anak gembala-anak gembala
Panjatlah pohon belimbing itu
Walaupun licin, tetap panjatlah
Untuk membasuh pakaianmu
Pakaian-pakaianmu
Terkoyak pada bagian pinggir
Jahitlah dan benahilah untuk waktu sore nanti
Selagi bulan masih bersinar terang
Selagi masih banyak waktu luang
Ayo bersoraklah dengan sorakan
Makna syair Lir-Ilir
Melansir dari laman Gramedia, syair ataupun lagu Lir-ilir tersebut memiliki makna yang dalam bahwa kita sebagai umat manusia harus bangun dari keterpurukan. Kita harus bangun dari sifat malas yang ada dalam diri.
Diri manusia itu dilambangkan sebagai tanaman yang sedang bersemi dan berwarna hijau. Maka, terserah diri kita untuk tetap tidur (bermalas-malasan) sehingga “tanaman” dalam diri kita akan mati; atau akan bangun (berjuang) supaya “tanaman” dalam diri kita dapat tumbuh besar.
Sementara itu, dalam lirik
“Cah angon” memiliki makna bahwa diri kita ini sebenarnya mampu membawa orang lain dan dirinya sendiri dalam jalan yang benar.
Dalam lirik tersebut, si anak gembala diminta untuk memanjat pohon belimbing. Nah, pohon belimbing itu kan memiliki ciri khas berbentuk seperti bintang dengan lima ujung. “Lima” tersebut digambarkan sebagai Rukun Islam yang berjumlah lima.
Lalu, meskipun dalam memanjat pohon belimbing itu licin dan susah, tetapi sebagai umat Muslim, tetap harus berusaha dalam rangka meraih Rukun Islam tersebut.
Selanjutnya, pakaian yang terkoyak dalam lirik
“Dodotiro-dodotiro, kumitir bedhah ing pinggir” bermakna umat manusia harus selalu memperbaiki iman dalam dirinya supaya kelak dapat siap ketika dipanggil oleh sang Maha Kuasa.
Lirik
"mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane" menggambarkan dalam rangka memperbaiki iman dalam diri kita harus dilakukan selagi bulan masih menyinari bumi dan selagi waktu yang kita miliki di dunia masih banyak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))