Jakarta:
Pilkada Serentak 2024 mencatat setidaknya dua peristiwa unik dan langka dalam sejarah pemilu di Indonesia. Pertama, kotak kosong berhasil menang di Pilkada Kabupaten Bangka melawan calon tunggal Mulkan dan Ramadian.
Kedua, pasangan calon Wali Kota Banjarbaru, Erna Lisa Halaby dan Wartono, meraih 100% suara sah setelah pesaingnya, Aditya Mufti Ariffin dan Said Abdullah, didiskualifikasi.
1. Kotak Kosong Unggul di Kabupaten Bangka
Dalam Pilkada Kabupaten Bangka, kotak kosong mencatatkan kemenangan dengan perolehan 57,25% suara atau 67.546 suara. Sementara itu, pasangan calon Mulkan dan Ramadian hanya meraih 42,75% suara atau sebanyak 50.443 suara.
Ketua KPU Bangka, Sinarto, menyatakan bahwa kotak kosong menang di tujuh dari delapan kecamatan di Bangka. Salah satu wilayah dengan perolehan suara kotak kosong tertinggi adalah Kecamatan Sungailiat, di mana kotak kosong meraih 21.928 suara dibandingkan 10.736 suara yang diraih Mulkan.
"Kita (Kabupaten Bangka) ada 8 kecamatan, 7 kecamatan kotak kosong menang," kata Sinarto, Kamis 5 Desember 2024.
Baca juga:
59 Gugatan Pilkada 2024 Sudah Masuk ke MK, Kabupaten-Kota Mendominasi
2. Raih 100% Suara di Banjarbaru
Fenomena lain terjadi di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, di mana pasangan calon Erna Lisa Halaby dan Wartono meraih 100% suara sah. Hal ini terjadi setelah pasangan calon lawan, Aditya Mufti Ariffin dan Said Abdullah, didiskualifikasi sebulan sebelum hari pemungutan suara karena pelanggaran administrasi.
Ketua KPU Banjarbaru, Dahtiar, mengungkapkan bahwa pasangan Erna Lisa Halaby-Wartono meraih total 36.135 suara sah tanpa ada suara untuk pasangan lawan yang sudah didiskualifikasi. Namun, total suara tidak sah mencapai 78.736, menunjukkan tingginya jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suara secara sah.
Pasangan Aditya-Said saat ini menggugat hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan alasan diskualifikasi yang dinilai tidak sah.
Makna di Balik Fenomena
Kemenangan kotak kosong di Kabupaten Bangka dan raihan 100% suara di Banjarbaru menunjukkan dinamika baru dalam Pilkada Serentak 2024. Keduanya mencerminkan kritik masyarakat terhadap proses pemilihan dan pentingnya partisipasi publik dalam menentukan pemimpin.
Meski mencatat sejarah, peristiwa ini juga menjadi evaluasi bagi penyelenggara pemilu untuk meningkatkan kepercayaan publik dan memastikan proses yang lebih adil di masa depan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))