Depok: Pesaingan di Pilkada Kota Depok 2024 diperkirakan bakal berlangsung ketat. Pesta demokrasi di daerah tersebut akan menjadi pertarungan dua kekuatan besar, yaitu koalisi PKS-Golkar melawan koalisi Gerindra cs.
Peneliti dari lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, kompetisi kali ini melibatkan dua kandidat utama dengan dukungan yang relatif kuat.
Pernyataan ini disampaikan Arya dalam acara diskusi publik bertema 'Arah Suara Warga Muhammadiyah dalam Menentukan Pemimpin Kota Depk' yang diselenggarakan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PDM (Pengurus Daerah Muhammadiyah) Kota Depok.
Menurut Arya, salah satu faktor utama yang membuat Pilkada Depok 2024 menarik adalah dominasi PKS yang telah memimpin Kota Depok selama 20 tahun. Dimulai dengan Nur Mahmudi Ismail sebagai Wali Kota selama dua periode, dilanjutkan Mohammad Idris selama dua periode.
"PKS telah membangun basis jaringan politik dan sosial yang kuat di Depok. Ini membuat mereka memiliki keunggulan struktural yang sulit diabaikan," ujar Arya.
Lebih jauh Arya menjelaskan bahwa dalam Pilkada kali ini, persaingan akan fokus pada dua pasangan kandidat dengan latar belakang berbeda. Pertama adalah pasangan petahana, Imam Budi Hartono yang saat ini menjabat Wakil Wali Kota, berpasangan dengan Ririn Farabi, seorang profesional dengan latar belakang medis. Pasangan ini didukung oleh koalisi PKS dan Golkar.
Sementara itu, di sisi lain terdapat pasangan Supian Suri, seorang birokrat senior di lingkungan Pemerintah Kota Depok yang berpasangan dengan Chandra Rahmansyah, seorang politisi dari PKB. Koalisi ini didukung oleh Gerindra dan beberapa partai lainnya.
"Komposisi kedua pasangan ini cukup menarik, karena selain berlatar belakang yang berbeda, keduanya juga memiliki jaringan politik yang luas dan dukungan finansial yang cukup untuk bersaing secara kompetitif," tambah Arya.
Dari sudut pandang koalisi, pesta demokrasi di daerah tersebut akan menjadi pertarungan dua kekuatan besar, yaitu koalisi PKS-Golkar melawan koalisi Gerindra cs.
"PKS, yang merupakan penguasa lama, akan berusaha mempertahankan dominasinya dengan mengandalkan jaringan yang telah dibangun selama puluhan tahun. Di sisi lain, koalisi Gerindra bersama partai lain berusaha menarik dukungan dengan menawarkan perubahan dan pendekatan birokrasi yang lebih profesional," katanya
Dari survei yang dilakukan Arya, posisi kedua kandidat terlihat cukup berimbang dengan selisih yang tidak terlalu signifikan, menunjukkan bahwa basis suara di Kota Depok terbagi.
Peta kekuatan ini menandakan bahwa tidak ada satu pihak yang memiliki dominasi mutlak, sehingga setiap suara akan sangat berarti dalam menentukan hasil akhir.
Aspek lain yang membuat persaingan akan berlangsung secara ketat adalah demografi kota Depok yang majemuk. Kota ini majemuk di berbagai aspek mulai dari sisi etnis, agama, maupun preferensi politik. Hal ini, menurut Arya, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kedua pasangan calon untuk menarik simpati dari kelompok-kelompok masyarakat yang beragam.
“Kompleksitas demografi Depok menuntut kandidat untuk lebih inklusif dalam menyampaikan visi dan program kerja mereka. Depok bukan kota yang homogen, sehingga pendekatan yang hanya mengandalkan satu kelompok saja tidak akan cukup efektif,” ujar Arya.
Selama beberapa periode, PKS telah mencatatkan kemenangan dengan rata-rata suara sekitar 50,58%. Namun, Arya mencatat dalam Pemilu 2024, suara PKS di DPRD Kota Depok hanya mengalami kenaikan yang tipis.
Meski PKS berhasil menambah satu kursi, tantangan dari koalisi baru yang didukung Gerindra dan PDIP bisa menjadi penghalang bagi partai tersebut untuk mempertahankan dominasinya.
Salah satu faktor lain yang juga diperhitungkan dalam Pilkada ini adalah sikap politik dari Muhammadiyah, organisasi masyarakat Islam yang memiliki basis kuat di Jawa Barat.
Arya menuturkan bahwa Muhammadiyah memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan pilihan politik anggotanya.
Beberapa indikator yang diperhatikan oleh Muhammadiyah dalam memberikan dukungan adalah rekam jejak, pengalaman, serta komitmen para calon dalam memajukan nilai-nilai keagamaan dan kesejahteraan sosial di Depok.
"Muhammadiyah tidak hanya melihat pada popularitas calon, tetapi juga pada komitmen mereka terhadap nilai Islam berkemajuan serta kesejahteraan warga," tambah Arya.
Mengomentari hasil paparan Arya tersebut Ketua PDM Kota Depok H. Ali Wartadinata mengingatkan warga Depok yang memilik hak pilih serta anggota persyarikatan Muhammadiyah yang berdomisili di kota bijak menggunakan hak pilihnya.
"Suara yang dimiliki masyarakat Depok serta anggota persyarikatan Muhammadiyah di kota ini sangat berharga dalam menentukan masa depan Depok," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))