Tangerang: Bakal calon Wakil Wali Kota tangerang Selatan Rahayu Saraswati mengkritik soal status Rumah Sakit Umum Tangsel yang masih tipe C. Hal tersebut ia ungkapkan setelah menjalani pemeriksaan kesehatan bapaslon Pilkada Tangsel 2020 yang menumpang di RSUD Kabupaten Tangerang.
Ketua DPC Gerindra Tangsel, Li Claudia Candra mengatakan kritikan itu harusnya dijadikan motivasi bagi pemerintah kota atau DPRD Tangsel agar berbenah. Apalagi RSU Tangsel sempat turun kelas pada 2019.
"Apa yang Rahayu Saraswati sampaikan adalah suatu masukan yang membangun. Tangerang Selatan, adalah Kota yang baru berdiri 10 tahun tetapi kota ini memiliki APBD yang hampir Rp4 triliun," kata Ketua DPC Gerindra Kota Tangerang Selatan, Li Claudia Chandra, Kamis, 10 September 2020
Menurut dia, kota kecil dengan anggaran yang sangat mapan itu seharusnya tak perlu menunggu 56 tahun untuk memiliki rumah sakit dengan layanan paripurna.
"Ketua Komisi II yang menjadi mitra Dinas Kesehatan Tangsel harusnya bisa lebih bijak, membandingkan masa berdiri suatu rumah sakit Tangerang, yang sudah 56 tahun berdiri dengan Tangsel yang baru 11 tahun. Penjelasan ini tentu jadi bahan tertawaan anak-anak milenial," kata Li.
Menurut Li, merupakan sebuah fakta yang harus diakui jika RSU Tangsel turun kelas pada tahun 2019. Selain itu alat kesehatan di RSU Tangsel tidak bisa mendukung proses pemeriksaan kepada bacalon wali kota dan wakil wali kota merupakan fakta yang jelas.
"Yang harus kita lakukan ke depan adalah memberikan kesempatan kepada pemimpin yang lebih baik, yang mampu mengelola sektor kesehatan secara baik sehingga anggaran belanja yang besar itu bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan," kata Li.
Dia menegaskan, bahaya laten korupsi dan markup belanja alat kesehatan, yang pernah terjadi dalam program layanan kesehatan di Tangsel, jangan sampai terulang kembali sehingga mengganggu jalannya pelayanan kesehatan bagi masyarakat Tangsel.
"Sebagai penyelenggara pemerintahan janganlah alergi terhadap kritik apalagi kritik itu berdasarkan fakta," jelas dia.
Sebelumnya, Rahayu Saraswati, mengaku ironis, akan kondisi Tangsel, yang belum memiliki fasilitas kesehatan berupa RSU bertipe A/B. Akibatnya proses pemeriksaan kesehatan harus menumpang pada fasilitas kesehatan milik Kabupaten Tangerang
"Ironis, Kota Tangsel tidak memiliki rumah sakit umum (RSU) kelas A/B, sehingga pemeriksaan hari ini dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang. Hal ini menunjukkan ada masalah serius terkait pembangunan dan pelayanan di Kota Tangsel, dan yang bikin makin sedih, yang saya baca RSU Tangsel turun kelas dari C ke D" kata Saraswati.
Dalam keterangan tertulisnya, Saraswati juga menyoroti kasus-kasus korupsi di Tangsel, khususnya yang terkait korupsi alat-alat kesehatan.
"Sektor kesehatan terbengkalai di Tangsel karena kasus korupsi alat-alat kesehatan (alkes) kita sudah tahu siapa pelakunya dan sudah divonis oleh Pengadilan Tipikor, " jelas Saras.
Apabila terpilih Rahayu Saraswati berjanji akan memberantas kasus korupsi dan membuat sistem pencegahan agar tidak ada korupsi. Membangun sistem yang transparan dan akuntabel, ini untuk mencegah kasus-kasus korupsi yang terjadi sebelumnya.
"Sesuai misi Muhamad-Saraswati, Kota Tangsel yang Transparan, Akuntabel, Nyata Pengabdiannya bukan korupsinya, Gotong royong, Sejahtera warganya, Elok kotanya dan Luhur budinya, " kata Saras.
Rahayu Saraswati juga akan meningkatkan RSU Tangsel menjadi RS kelas A dan meningkatkan kualitas puskesmas-puskesmas.
"Kami akan upgrade RSU Tangsel menjadi Rumah Sakit Kelas A dan juga meningkatkan kualitas alat-alat kesehatan dan pelayanan di puskesmas-puskesmas di Tangsel" ujar Saras.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ALB))