Tangerang: Kajian Politik Nasional (KPN), merilis hasil survei
Pilwalkot Tangerang Selatan, pada periode 23-27 November 2020. Survei partisipasi pemilih dan simulasi pilwalkot tersebut menunjukkan rendahnya partisipasi pemilih atau golput mencapai 33,4 persen.
Direktur Eksekutif KPN, Miftahul Adib, menerangkan, ada sejumlah faktor rendahnya angka partisipasi pemilih di Pilwalkot Tangsel. Di antaranya, kekhawatiran terhadap penyebaran covid-19 serta antipati masyarakat Tangsel, pada pimpinan pemerintahan.
"Masalah covid-19 masih jadi isu sentral, sebab pada responden yang mengaku akan hadir ke TPS pun, persentase yang akan membatalkan kehadiran jika angka covid-19 terus melonjak cukup besar. Ini perlu jadi perhatian penyelenggara, sebab beberapa hari ini angka covid-19 terus memecahkan rekor harian," kata dia, Sabtu, 5 Desember 2020.
Baca juga:
Ada Aturan, KPU Tak Bisa Buru-buru Kirim APD
Dari survei tersebut, dia menyatakan, secara terperinci perilaku pemilih, baik pada segmen responden yang berpartisipasi, golput garis keras, dan yang menyatakan ragu-ragu.
"Ada fenomena baru di Tangsel. Ternyata ada golput garis keras sekitar 0,2 persen dan kami membedah semua itu. Jika bercermin dari hasil survei kami, harapan elektoral di basis golput itu masih ada, sehingga masing-masing paslon masih punya peluang untuk merebutnya," kata dia.
Survei simulasi ini dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden 976, atau sekitar satu persen dari Daftar Pemilih Tetap Tangsel, dengan margin of error 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Mengunakan metode quality control spotcheck sebesar 20 persen dan dinyatakan sampel dalam keadaan valid.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))