Jakarta: Debat publik
Pilkada Serentak 2020 dapat menjadi salah satu kunci penting bagi pasangan calon (paslon) kepala daerah berkampanye menyampaikan visi dan misi. Momen debat menjadi lebih krusial pasca larangan kampanye tatap muka secara langsung untuk menghindari risiko penularan covid-19 (
korona).
"Tidak semuanya enteng-enteng saja di masa pandemi ini. Pertemuan langsung antara pasangan calon dan pemilih kini dibatasi maksimal hanya 50 orang. Jadi tentu debat publik yang disiarkan oleh media menjadi salah satu tahapan kampanye yang efektif," ujar pendiri Network for Democrasy and Electoral Integrity (Netgrit) Hadar Nafis Gumay saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 8 November 2020.
Hadar melanjutkan melalui debat para pasangan calon diharapkan bisa menunjukkan program visi dan misi masing-masing secara lebih jelas. Dengan begitu para pemilih bisa memahami dan membandingkan program sebelum menggunakan hak pilih pada 9 Desember 2020.
"Yang terpenting bagi para pemilih untuk memahami program-program para calon dan membandingkan juga. Informasi ini bisa menjadi pertimbangan para pemilih memutuskan plihannya," ujar dia.
Hadar menuturkan Pilkada Serentak 2020 memiliki tantangan pada ketercapaian partisipai jumlah pemilih yang tinggi. Dampak pandemi covid-19 menjadi alasan utama potensi penurunan antusisme pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Tentu ini tantangan bagi KPU untuk bisa meningkatkan partisipasi pemilih," tegas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))