Jakarta: Elektabilitas petahana
calon gubernur dan calon wakil gubernur, Isran Noor-Hadi Mulyadi, masih tertinggal jauh dari kompetitornya, Rudy Mas’ud-Seno Aji. Isran Noor-Hadi Mulyadi yang diusung enam partai politik itu hanya memiliki tingkat keterpilihan 36,8 persen, sedangkan Rudy Mas’ud-Seno Aji mencapai 56,3 persen.
Pengamat politik dari UI, Muhammad Sutisna, menilai rendahnya tingkat keterpilihan calon petahana karena faktor masyarakat yang semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Masyarakat menunjukkan ketidakpuasan dengan kinerja petahana.
"Ini bukti masyarakat kian cerdas, mereka melihat dan menilai apa yang dilakukan petahana selama menjabat, jika dinilai belum berhasil tidak akan dipilih lagi," ujar Sutisna, dalam keterangannya, Senin, 28 Oktober 2024.
Menurut Sutisna, petahana harus mampu meyakinkan pemilih ketika mencalonkan diri kembali di Pilkada 2024. Mereka harus menunjukkan selama ini telah berbuat banyak kepada masyarakat dan berhasil menjalankan tugas sebagai kepala daerah.
Jika petahana tidak mampu menunjukkannya, pemilih akan menjatuhkan pilihan kepada kompetitor yang dianggap membawa harapan baru.
"Oleh sebab itu saat kampanye petahana harus betul-betul dapat meyakinkan masyarakat sehingga pemilih tidak kecewa," ujar dia.
Direktur Eksekutif WRC Dedi Rohman memaparkan dalam surveinya secara top of mind, pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji memiliki elektabilitas 51,9 persen. Sedangkan, pasangan petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi sebesar 30,9 persen. Responden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebanyak 17,2 persen.
“Dalam memastikan keleluasaan para responden menjawab, maka pertanyaan yang sama kami sampaikan juga secara tertutup secara kuisioner, sehingga lebih leluasan para responden menjawab pilihan mereka masing masing," kata Dedi.
Dari pertanyaan secara tertutup dengan kuisioner, para responden memberikan penilaian pilihan sebesar 56,3 persen untuk pasangan Rudy Mas’ud-Seno Aji. Kemudian, Isran Noor-Hadi Mulyadi sebesar 36,8 persen, dan tidak memilih sebanyak 6,9 persen.
Di samping itu, WRC memotret beberapa problem yang dirasakan para responden. Masalah utama masyarakat Kalimantan Timur, di antaranya ekonomi terkait sulitnya lapangan pekerjaan dan tingginya harga kebutuhan pokok.
"Kemudian, masalah pertanian seperti ketersediaan pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan) menjadi masalah lain untuk menjadi perhatian utama," kata Dedi.
Dari permasalahan yang muncul itu, Dedi menyebut, sebanyak 52,6 persen masyarakat merasa tidak puas dan sangat tidak puas dengan kinerja Isran Noor-Hadi Mulyadi dalam mengatasi masalah di Kalimantan Timur. Sedangkan, masyarakat yang puas hanya 38,1 persen, dengan rincian yang menyatakan puas 23,2 persen dan sangat puas 14,9 persen.
“Dalam hal kepuasan (approval rating) rakyat Kaltim terhadap kinerja petahana hanya diangka 38,1 persen. Sehingga dengan kondisi hasil survei ini dapat dikatakan kinerja petahana secara kepuasan rakyat tidak mencapai 50 persen,” tutur dia.
Survei ini dilakukan dengan melibatkan 1.540 responden yang tersebar di seluruh kabupaten atau kota di Kaltim yang terdistribusi secara proporsional pada 16 hingga 26 Oktober 2024. Metodologi dalam survei ini adalah multistage random sampling dengan margin of error (toleransi kesalahan) sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))