Bantul: Partisipasi pemilih di
pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2020, tak sesuai target. Meskipun, secara persentase lebih tinggi ketimbang nasional.
Komisioner KPU Kabupaten Bantul Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Pemilih, dan Pengembangan SDM, Musnif Istiqomah, mengungkapkan partisipasi pemilih Pilkada Bantul 2020 sebesar 81,42 persen dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 704.688 jiwa. Ia mengatakan, capaian itu lebih rendah dibanding target komisi sebesar 82 persen.
"Di tengah pandemi covid-19 seperti ini menurut kami sudah cukup bagus," ujar Musnif di Bantul, DIY, Selasa, 15 Desember 2020.
Ia mengatakan, capaian partisipasi pemilih di Pilkada Bantul dinilai lebih baik ketimbang angka nasional, sekitar 77,5 persen. Ia menyebut, angka partisipasi pemilih di Bantul lebih baik ketimbang DIY sekitar 80 persen.
Baca: Pasangan Ikbar Cari Solusi Atasi Banjir di Mojokerto
Musnif menyebut, partisipasi pemilih di Pilkada Bantul lebih baik ketimbang Kabupaten Gunungkidul dan Sleman yang juga menggelar agenda serupa. Selain itu, lanjutnya, capaian itu sekaligus melampaui Pilkada 2015 silam.
"Pilkada 2015 lalu partisipasi pemilihnya 75,28 persen dari total DPT 695.855 jiwa," ungkapnya.
Ia menyatakan, sejumlah kecamatan di Bantul mencatat partisipasi peling cukup tinggi. Misalnya, Kecamatan Dlingo 85,80 persen dan Kecamatan Pundong 85,03 persen.
Selain itu, dua kecamatan mencatat partisipasi pemilih terendah. Yakni Kecamatan Banguntapan 71 persen dan Kecamatan Kasihan 73,40 persen.
Dia menilai, dua wilayah dengan partisipasi pemilih terendah karena berada di perbatasan dengan wilayah Kota Yogyakarta. Selain itu, sosialisasi KPU lebih banyak dilakukan secara daring dan mengandalkan media sosial.
"Kami kira itu mempengaruhi dan menentukan tingkat partisipasi pemilih," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((LDS))