Ilustrasi. Foto: MI/Susanto
Ilustrasi. Foto: MI/Susanto (M Tata Taufik)

M Tata Taufik

Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, Kuningan, Jawa Barat

Berpuasa dengan Kreatif

M Tata Taufik • 16 April 2021 10:31
PUASA berasal dari bahasa Arab shaum yang secara bahasa berarti ‘menahan sesuatu’. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa di siang hari. Dengan niat yang sengaja dilakukan oleh pelakunya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
 
Jelasnya, puasa itu kegiatan menahan diri dari pemenuhan kebutuhan syahwat perut (makan dan minum, termasuk obat) serta syahwat seksual pada waktu tertentu, yakni dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Pelakunya adalah seorang muslim yang sehat secara akal dan tidak sedang haid atau nifas.
 
Adapun maksud niat saat berpuasa adalah keteguhan hati untuk melaksanakan sesuatu tanpa ragu. Hal itu untuk membedakan perbuatan ibadah dari perbuatan biasa yang tidak ditujukan sebagai ibadah.
 
Dalam berpuasa, kita juga harus kreatif. Kreatif menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti ‘memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta’. Kreatif sedikitnya memiliki tiga elemen, antara lain; baru (new), mewujudkan sesuatu (bringing something into being), dan bernilai (value) (Bono, 1992). Kreatif biasa digunakan untuk melakukan pengembangan (improvement) danpenyelesaian masalah (problem solving). Kreativitas adalah sesuatu yang berharga dan memberi kesempatan (value & opportunity), masa depan (the future), dan motivasi (motivation). Puasa yang kreatif dapat dipahami sebagai usaha untuk memandang ibadah puasa dari berbagai sudut. Menghimpun informasi sekitar puasa untuk melahirkan suatu yang “baru” dan upaya mewujudkan sesuatu yang “bernilai” lebih.
 
Pengalaman berpuasa dari tahun ke tahun yang dialami setiap orang pasti berbeda. Apalagi jika diperhatikan berdasarkan pada tingkatan usia dan tingkatan pengetahuan pelakunya. Perbedaan tersebut bisa terletak pada cara pandang, kualitas, tata cara, dan sikap saat berpuasa, termasuk di dalamnya penciptaan tradisi dalam melaksanakan puasa.
 
Berbagai pengalaman tersebut adalah sumber kreativitas yang bisa menjadikan puasa berikutnya menjadi lebih kreatif. Kreatif di sini bisa berupa pemaknaan, penentuan target capaian, pola (pattern) dalam pelaksanaan, konsep masa depan, penyelesaian masalah—boleh jadi individual, dan motivasi.

Sahur on the road

Contoh kreatif yang aktual saat Ramadan adalah ketika kelompok anak muda milenial memiliki ide sahur on the road (SOTR). Sebuah ide kreatif yang muncul pada tahun 2000-an. Konsepnya, mereka menyelusuri jalanan kota pada waktu sahur untuk berbagi makanan kepada kelompok kurang mampu. Tujuannya, untuk menggapai keberkahan bulan Ramadan dengan memperbanyak berbagi dan bersedekah.
 
SOTR bisa dilihat sebagai ide kreatif yang muncul atas penggabungan persepsi tentang puasa. Kegiatan yang dirajut menjadi sebuah program dengan madness (kegilaan) berkendara secara konvoi.
 
Contoh puasa kreatif dari kaum milenial ini bisa muncul karena adanya fokus perhatian pada satu titik elemen puasa, yaitu sahur. Kemudian, dikembangkan dengan konsep puasa yang lain, yakni semangat berbagi dan berkah. Ide ini muncul karena ada “waktu luang” untuk memikirkan berbagai tawaran kegiatan yang ada dalam benak masing-masing individu. Selanjutnya, ada usaha keras untuk mewujudkannya.
 
Walaupun SOTR merupakan suatu ide positif, ada saja yang membawanya ke hal negatif. SOTR tak jarang menjadi ajang balapan dan berakhir dengan tawuran. Tak heran jika kegiatannya kini dilarang oleh aparat. Penyimpangan konsep ini suatu hal yang lumrah. Dan bisa terjadi dalam kegiatan apa pun, baik yang formal maupun tidak formal.
 
Untuk itu, harus dilanjutkan dengan berpikir kreatif berikutnya, yakni penyelesaian masalah. Permasalahan yang muncul akibat kegiatan SOTR oleh para penggagasnya harus segera diinventarisasi. Kemudian, jadikan sebagai titik awal dari ide kreatif berikutnya. Misalkan, mengganti pola SOTR dengan pola lain. Katakanlah menyediakan posko sahur dengan menyediakan makanan santap sahur bagi kelompok yang membutuhkan. Bisa juga dengan kembali ke masjid dan menghidupkan masjid di waktu sahur dengan konsep berbagi yang sama.
 
Berpuasa dengan menyertakan berpikir kreatif bisa dilakukan orang per orang. Ini yang sangat diharapkan oleh pelaku yang berpuasa. Si A berpuasa bisa saja berkreasi dengan menjadikan improvement sebagai fokus perhatiannya. Menghimpun informasi dan mengevaluasi aktivitas puasanya pada Ramadan lalu, kemudian memikirkan sisi pengembangan apa yang akan dicapai pada Ramadan tahun ini.
 
Katakanlah A memilih pengembangan karakter mulia sebagai objek pengembangan. Maka, ia akan berusaha untuk menghimpun informasi tentang akhlak mulia, terutama yang sangat ditekankan bagi pelaku puasa. Dari situ, ia akan sampai pada pilihan konsep bahwa puasa adalah pendidikan karakter (akhlak karimah).
 
Setelah pemilihan objek dan konsep dari puasanya tadi, ia akan mengerahkan segala usahanya untuk mewujudkan apa yang diidamkannya. Ia akan menyusun pola baru puasanya dengan meninggalkan perkataan keji, mengumpat, serta berdusta. Menggantinya dengan pola baru dengan berusaha sekuat tenaga untuk jujur, amanah, dan mewujudkan perilaku yang sesuai dengan kaidah akhlak mulia.
 
Pada waktu yang bersamaan, ia akan menggali motivasi dari dalam dirinya untuk membangkitkan sifat-sifat terpuji. Seperti, perjuangan jiwa, usaha menghadapi berbagai keinginan negatif, serta upaya terhindar dari godaan setan. Membiasakan diri untuk sabar yang berfungsi sebagai kekuatan kontrol bagi tingkah lakunya. Sabar dalam menjauhi larangan, sabar dalam menghadapi tantangan yang muncul karena puasa, serta memiliki rasa diawasi oleh Allah SWT (muraqabatullah).
 
Dari segi motivasi, kreativitas puasa bisa diarahkan pada penguatan kemauan (drive atau iradah dan aziimah) yang ada pada diri seseorang. Puasa juga mengajarkan kesabaran, membantu membersihkan pikiran, memberi pemikiran yang baik karena perut yang penuh dengan makanan bisa menidurkan pikiran dan menyebabkan kemalasan dalam beribadah.
 
Berikut ini beberapa kerangka konseptual yang dibangun atas persepsi berbasis informasi tentang puasa. Jika fokus perhatian pada kesehatan, maka konsep puasa secara nyata memperbarui kehidupan manusia. Mengosongkan perut artinya mengistirahatkan alat pencernaan dan mengurangi beban serta sisa-sisa makanan yang menumpuk secara reguler minimal sebulan dalam setiap tahunnya. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Berpuasalah niscaya kamu akan sehat.”
 
Lain halnya dengan fokus perhatian pada proses perjuangan, maka puasa bisa dilihat sebagai arena perjuangan melawan nafsu (keinginan liar). Membiasakan jiwa untuk keluar dari hal-hal yang mengakibatkan perbuatan dosa. Melumatkan keinginan-keinginan syahwat dan mengarahkan keinginan tersebut sesuai dengan kehendak dan aturan Allah SWT.
 
Bila persepsi dan konsep mengarah pada ketenangan, cinta kasih terhadap sesama, maka puasa dapat dipandang sebagai upaya untuk menenangkan jiwa. Dapat menimbulkan rasa kasih sayang terhadap fakir miskin yang bisa melahirkan ide turunannya seperti kehendak dan semangat untuk berbagi.
 
Terakhir, jika fokus perhatian pada musim (masa ketika kegiatan banyak terjadi) secara global, bulan Ramadan dapat dipandang sebagai “musim ibadah”. Sama halnya dengan waktu tertentu dipandang sebagai musim pertandingan atau liga oleh masyarakat sepak bola. Maka, saat Ramadan juga dikembangkan istilah musim, yakni musim amal kebaikan, musim ibadah, dan musim menuai pahala. Sebagaimana haji, juga merupakan musim tersendiri.
 
Beberapa kerangka konseptual di atas bisa dikembangkan dengan ide-ide kreatif yang mandiri oleh pelaku puasa. Baik dari segi metode pewujudannya, pola kebiasaan yang akan dibangun, bentuk kegiatan yang dipilih, atau perubahan (change) yang akan dilakukan.
 
Melalui cara berpikir seperti ini, maka cara kita berpuasa diharapkan bisa lebih kreatif dan bernilai. Bukan sekadar kegiatan rutin yang dijalankan tanpa perencanaan yang serius.
 
*M Tata Taufik, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, Kuningan, Jawa Barat
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar ramadan Ramadan 2021 Renungan Ramadan

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif