KEKHAWATIRAN adanya lonjakan kasus covid-19 setelah libur Lebaran mulai terbukti. Data menunjukkan lonjakan kasus terjadi di daerah asal maupun daerah tujuan mudik.
Lonjakan kasus itu terjadi dalam dua minggu terakhir setelah libur Lebaran. Terdapat tren kenaikan tingkat keterisian tempat tidur isolasi rumah sakit rujukan covid-19.
Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Covid-19, terjadi lonjakan kasus. Peningkatan tempat tidur isolasi mulai terlihat dengan membandingkan data pada 20 Mei dan 26 Mei 2021. Peningkatan secara nasional sebesar 14,2% yakni dari 20.560 menjadi 23.488 tempat tidur.
Lima provinsi yang menjadi daerah asal dan tujuan mudik ialah DKI Jakarta dengan keterisian tempat tidur isolasi naik 23,7%, Jawa Barat naik 30,2%, Jawa Tengah naik 23,14%, Banten naik 21,2%, dan DI Yogyakarta naik 18,8%.
Data milik Satgas Penanggulangan Covid-19 itu terkonfirmasi dengan data lapangan yang dikutip secara random. Misalnya, 90 orang dinyatakan positif covid-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor. Di Bantul, Yogyakarta, juga ditemukan 29 warga di salah satu desa yang positif.
Harus tegas dikatakan bahwa data yang dibeberkan itu belum sepenuhnya menggambarkan kondisi sesungguhnya peningkatan kasus positif covid-19 setelah Lebaran.
Lonjakan kasus masih bisa terus terjadi. Sebab, berdasarkan pengalaman liburan selama ini, puncak kasus biasanya teramati setelah enam sampai tujuh minggu setelah puncak mobilitas penduduk terjadi.
Dengan demikian, untuk libur Lebaran kali ini, pola peningkatan mulai terjadi pada minggu kedua, 23 Mei-28 Mei, dan akan mengalami puncaknya pada pertengahan Juni.
Fakta itu sejalan dengan data yang dipaparkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam rapat kerja Komisi IX DPR pada Kamis, 27 Mei 2021. Ia mengatakan tren kasus terkonfirmasi positif covid-19 mulai meningkat sejak satu minggu setelah libur Lebaran 2021 sebesar 32,01% dan tren kasus meninggal naik sebesar 5,80%.
Terus terang dikatakan bahwa lonjakan kasus positif saat ini akibat sebagian masyarakat bandel mematuhi larangan mudik. Tidak perlu lagi saling menyalahkan, paling penting saat ini ialah bersama-sama menanggulangi wabah virus korona yang tidak kelihatan, tapi bisa mencabut nyawa.
Perlu ada kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menanggulangi lonjakan pandemi covid-19 setelah Lebaran.
Selain meneruskan dan meningkatkan tracing, testing, dan treatment, pemerintah mesti memastikan tingkat ketersediaan tempat tidur isolasi rumah sakit rujukan covid-19. Contohnya rumah sakit rujukan utama RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh, pekan lalu hanya tersisa 20 ranjang.
Identifikasi kasus positif perlu ditingkatkan puskesmas dan ketua RT/RW. Masyarakat, terutama mereka yang mudik, perlu terbuka melaporkan riwayat aktivitas mereka. Positif covid-19 itu bukan aib, jangan takut melaporkan kepada satgas di tingkat lingkungan masing-masing.
Lonjakan kasus positif covid setelah Lebaran sudah menjadi kenyataan. Harus ada kesadaran di tingkat warga yang baru pulang bepergian untuk melakukan karantina mandiri 5 x 24 jam. Paling penting lagi ialah menjadikan kegiatan menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan sebagai gaya hidup peradaban modern.
*Editorial Media Indonesia Senin, 31 Mei 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di