Aksi Bela Tim Sepak Bola Kita
Aksi Bela Tim Sepak Bola Kita ()

Aksi Bela Tim Sepak Bola Kita

17 Desember 2016 06:35
Sepak bola, di mana pun, selalu dapat menebarkan euforia sekaligus aura positif bagi penggilanya. Dalam konteks yang lebih luas, euforia sepak bola mampu membuat suatu bangsa sejenak melupakan keributan, melebur ego primordial, melepaskan atribut perbedaan, demi satu tujuan, yakni kemenangan yang membanggakan.
 
Sabtu (17/12) malam, di Indonesia, euforia itu bakal memuncak, mengiringi langkah timnas ‘Garuda’ yang akan menghadapi laga kedua final Piala AFF 2016 melawan Thailand di Stadion Rajamangala, Bangkok. Tinggal satu langkah lagi bagi Indonesia untuk menuntaskan dahaga gelar cabang olahraga terpopuler itu selama 25 tahun terakhir.
 
Tentu bukan perkara gampang mewujudkan misi penuntasan dahaga itu meskipun pada laga pertama di Stadion Pakansari, Bogor, pasukan Alfred Riedl mampu menggulingkan prediksi dengan menekuk Thailand 2-1. Bagaimanapun timnas kali ini punya banyak sekali kelemahan dan kekurangan teknis yang tak mungkin teratasi dalam tempo singkat.
 
Namun, mestikah persoalan teknis itu mengikis optimisme dan kepercayaan diri? Harus kita katakan, tidak!
Faktanya, jika kita tengok dari serentetan lini-lini masa di media sosial dalam dua hari belakangan, hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang masih pesimistis soal kemampuan teknik tim ‘Garuda’ yang kalah kelas ketimbang Thailand. Selebihnya, sebagian besar masyarakat yang lain bersuara senada, melempar optimisme tinggi dan keyakinan diri Indonesia pasti mampu menjadi juara. Indonesia bisa!
Dukungan dan pembelaan mereka total, bukan cuma setengah, apalagi secuil hati. Mereka, tanpa instruksi, tanpa pesan berantai lewat media sosial, tanpa surat edaran, rela berbondong-bondong ke stadion, memantengi televisi, menanggalkan kesibukan, merapal doa-doa mujarab, demi menyaksikan tim ‘Merah Putih’ datang, bertanding, dan menang.
 
Keberhasilan tim ‘Garuda’ melangkah hingga babak final Piala AFF 2016, bahkan menaklukkan Thailand di final leg pertama, menjadi bukti sejatinya Indonesia bisa berprestasi. Masa 1,5 tahun pembekuan FIFA terhadap PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Tanah Air nyatanya tak membuat kita lemah, malah menjadi momentum untuk bangkit lebih kuat.
 
Anak-anak timnas seolah ingin menunjukkan hukuman FIFA hanyalah efek kebobrokan pengurus organisasi, tapi itu semua tak akan mampu mematikan semangat dan spirit mereka yang betul-betul mencintai sepak bola dan Tanah Air. Terbukti kini mereka bisa dan menciptakan harapan besar bagi masyarakat bahwa Indonesia sebetulnya punya kekuatan hebat.
 
Karena itu, sembari memberikan segenap dukungan dan doa kepada tim ‘Garuda’ menghadapi laga kedua melawan Thailand, nanti malam, kita tak boleh lupa memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh anggota timnas atas perjuangan dan kerja kerasnya hingga mampu bertahan hingga hari ini.
 
Apa pun hasilnya nanti, menang atau kalah, sukses jadi juara atau tidak, tim mesti tetap bangga karena telah menebarkan berton-ton aura positif kepada seluruh rakyat Indonesia.
 
Tim sepak bola kita telah menebarkan aura positif tentang bagaimana membangun harapan, menggelorakan semangat, menepikan perbedaan, mengelola keragaman, serta menebalkan rasa nasionalisme.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase piala aff

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif