Ilustrasi: Medcom
Ilustrasi: Medcom

Jangan 'Baper', Siapin Mental Meladeni Pertanyaan 'Ngeselin' Saat Lebaran

Citra Larasati • 30 Maret 2025 12:00
Jakarta:  Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1446 Hijriag jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.  Idulfitri tidak hanya menjadi hari kemenangan bagi umat muslim setelah satu bulan lamanya berpuasa Ramadan, namun juga momentum untuk bersilaturahmi dan menguatkan hubungan, utamanya di tengah keluarga.
 
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Dr Andria Saptyasari S Sos MA,  membagikan tips tentang bagaimana mengelola komunikasi keluarga yang baik saat Idulfitri. 

Kelola Komunikasi Keluarga 

Andria mengingatkan agar di hari Kemenangan ini, kita harus menghindari melontarkan pertanyaan yang bersifat pribadi kepada keluarga maupun kerabat yang kita temui saat Lebaran. Terlebih lagi ketika orang tersebut jarang kita temui.
 
“Orang secara tidak sadar cenderung menanyakan hal-hal yang terlalu pribadi,” ungkap Andria dikutip dari laman Unair, Minggu, 30 Maret 2025. 

Meski banyak orang membuka obrolan dengan menanyakan hal-hal pribadi seringkali bertujuan untuk membangun keakraban. Namun Andria sekali lagi mengingatkan agar hal itu dihindari.
 
Namun jika kita berada di posisi yang mendapatkan pertanyaan bersifat pribadi, baiknya ditanggapi dengan candaan. Hal ini untuk menghindari obrolan tersebut menimbulkan kekakuan berkelanjutan.
 
Kita, kata Andria, harus menyiapkan mentalitas yang positif. Perlu adanya sikap yang positif dalam menanggapi topik yang dinilai sensitif untuk disinggung. “Ya dicandain aja. Misalnya, ‘udah lulus belum nih?’ jawab aja ‘nunggu angpao-nya nih untuk modal lulus’ gitu,” ujarnya diiringi tawa. 
 
Selain itu, kita perlu memperhatikan konteks dan tingkat keintiman di antara anggota keluarga. Hal ini guna menyesuaikan topik pembicaraan yang diangkat. Jangan sampai momen pertemuan keluarga menjadi kurang nyaman karena obrolan yang tidak tepat. 
 
Menurut Andria, perlu adanya langkah demi langkah dalam membangun pola  komunikasi yang baik. Terutama pada keluarga besar yang jarang bertemu. “Kita itu harus step by step, tidak langsung to the point pada masalah pribadi. Jika tidak step by step maka akan terjadi pelanggaran ekspektasi,” papar Dosen FISIP UNAIR itu.
 
Baca juga:  Bacaan Takbir Idulfitri Versi Pendek dan Panjang: Arab, Latin Serta Artinya

Komunikasi Antara yang Tua dan Muda

Inklusivitas dalam komunikasi keluarga juga hal yang tidak bisa dikesampingkan. Setiap anggota keluarga harus merasa terlibat dalam sebuah komunikasi untuk menjalin hubungan yang baik. Namun, jarak umur biasanya menjadi penghalang untuk dapat membangun komunikasi yang bermakna.
 
Andria memberikan tips untuk membuat momen Idulfitri menjadi fun untuk dapat dinikmati semua anggota keluarga. Ini misalnya dapat dilakukan lewat bermain gim. Lewat bermain gim, komunikasi yang terbentuk akan cenderung bersifat spontanitas dan lebih alami. Hal tersebut mendorong adanya kohesi yang lebih baik antar anggota keluarga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan