“Menulis untuk publikasi bukan sekadar laporan tapi menyampaikan cerita yang meyakinkan. Seperti halnya cerita rakyat yang melekat di ingatan, tulisan ilmiah pun harus mampu mengajak pembaca memahami temuan kita. Karena itu, menulis adalah keterampilan berkomunikasi dan inti dari komunikasi adalah bercerita,” ujar Stella dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 Juli 2025.
Stella membeberkan tiga hal penting dalam penulisan ilmiah. Ketiga hal itu, yakni menulis adalah bentuk komunikasi ilmiah, menulis membutuhkan kemampuan berpikir terstruktur, dan keterampilan menulis hanya bisa dicapai melalui latihan konsisten.
“Tidak ada jalan pintas. Semua orang bisa menjadi penulis akademik yang baik jika terus berlatih dan menulis. Practice, practice, practice,” ujar Stella.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, mengungkap kuantitas publikasi Indonesia sudah tumbuh pesat. Stella mengatakan tantangan ke depan adalah meningkatkan kualitas, terutama di jurnal bereputasi tinggi seperti Q1 dan Q2.
"Fokus pada publikasi berkualitas ini kini menjadi kebijakan utama Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan,” ujar Stella.
Komitmen ini disambut baik oleh Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) sebagai tuan rumah pelaksana kegiatan Workshop Kamp Inklusif Penulisan Artikel dan Publikasi Internasional Tahun 2025.
Baca juga: Periset Bisa Gunakan AI dalam Penulisian Ilmiah, Tapi Ini Aturannya |
“Kegiatan ini bukan hanya kehormatan bagi Unismuh Makassar, tetapi juga momentum untuk menunjukkan bahwa perguruan tinggi swasta di wilayah timur Indonesia siap menjadi bagian penting dari ekosistem riset nasional yang unggul dan inklusif,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Abdul Rakhim Nanda.
Dosen Universitas Halu Oleo, Hanin Pradita, menyebut kegiatan workshop ini sangat positif dan berdampak langsung bagi dirinya sebagai dosen baru untuk meningkatkan tulisan penelitian di jurnal internasional. Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial tersebut mendapatkan ulasan langsung dari Wamen Stella mengenai manuskrip penelitiannya.
“Ibu Wamen memberikan tips yang membantu saya dalam memperbaiki jurnal tulisan saya. Semangat terus jangan putus asa, sesuai arahan ibu Stella bahwa jangan pernah berhenti untuk selalu belajar, terus coba dan jangan pernah berhenti untuk selalu memperbaiki tulisan kita,” ujar Hanin.
Workshop Kamp Inklusif Penulisan Artikel dan Publikasi Internasional Tahun 2025 ini menerapkan sistem sertifikasi berbasis kinerja. Peserta hanya akan mendapatkan sertifikat digital apabila mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan menunjukkan bukti telah melakukan submit artikel ke jurnal yang dituju.
Sertifikat akan ditandatangani oleh pimpinan perguruan tinggi asal peserta dan Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Kemdiktisaintek. Selain materi dan sesi bedah artikel, peserta juga difasilitasi dengan akomodasi penuh, termasuk konsumsi dan fasilitas kerja selama kegiatan berlangsung.
Format ruang kelas juga dirancang fleksibel, mulai dari model classroom untuk pemaparan materi hingga sistem meja kelompok untuk sesi pendampingan penulisan. Kegiatan ini diharapkan menjadi model baru dalam pengembangan kapasitas publikasi ilmiah nasional, khususnya untuk membuka akses inklusif bagi peneliti dari berbagai latar institusi dan wilayah.
Selain 40 peserta terpilih, kegiatan ini juga dihadiri oleh sekitar 500 dosen dan 100 mahasiswa dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan. Bekerja sama dengan Unismuh, kegiatan ini bertujuan memberikan penguatan kapasitas dosen dan peneliti muda dalam menyusun dan mengirimkan artikel ke jurnal-jurnal dengan reputasi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News