Isaac Newton. Foto: Metrotvnews
Isaac Newton. Foto: Metrotvnews

6 Tokoh Jenius Dunia dan Cara Belajarnya, Bisa Kamu Tiru

Citra Larasati • 28 Juni 2025 17:49
Jakarta: Cara belajar efektif tidak selalu harus mengikuti pola konvensional. Sejumlah tokoh jenius dunia justru membuktikan bahwa pendekatan yang tak biasa justru mampu menghasilkan pemikiran dan penemuan luar biasa.
 
Dari Einstein hingga Marie Curie, metode belajar mereka menunjukkan bahwa keingintahuan, ketekunan, dan kemandirian lebih penting daripada sekadar mengikuti aturan kelas.  Dikutip dari laman timesofindia.indiatimes.com, berikut beberapa strategi belajar unik dari ilmuwan dunia yang dapat menjadi inspirasi bagi siswa masa kini.

6 Tokoh Jenius Dunia dan Cara Belajarnya:

1. Albert Einstein: Belajar karena Rasa Ingin Tahu

Einstein menganggap lingkungan sekolah terlalu kaku dan membatasi kreativitas. Ia kerap absen dari perkuliahan dan memilih belajar mandiri, khususnya fisika teoretis.  Bahkan sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mempelajari matematika secara otodidak. Baginya, pembelajaran yang sejati muncul ketika seseorang mengikuti rasa ingin tahunya sendiri, bukan sekadar mengejar nilai.

2. Isaac Newton: Penemuan Lahir dari Kesendirian

Selama wabah besar yang melanda Inggris, Newton meninggalkan kampus dan menghabiskan waktunya dalam isolasi. Dalam masa itu, ia justru membuat sejumlah penemuan terbesar dalam sejarah sains.  Ia percaya kesendirian memberikan ruang untuk berpikir mendalam dan bereksperimen tanpa gangguan, menjadikan isolasi sebagai strategi produktif, bukan hambatan.

3. Richard Feynman: Pahami dengan Cara Menjelaskan

Feynman dikenal dengan metode belajarnya yang sederhana tapi efektif. Ia rutin mencatat hal-hal yang belum ia pahami dan mencoba menjelaskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Jika tidak bisa menjelaskannya dengan sederhana, berarti ia belum benar-benar memahami topik tersebut. Strategi ini kini dikenal sebagai Metode Feynman.

4. Marie Curie: Belajar dengan Ketekunan Luar Biasa

Peraih Nobel dua kali ini menjalani pendidikan di tengah keterbatasan. Di masa kuliah, ia belajar hingga larut malam dalam kondisi yang jauh dari nyaman dan sering kali kelaparan. Namun semangatnya tidak padam. Ia menjalani eksperimen dengan ketelitian ekstrem, menghabiskan bertahun-tahun menyelidiki elemen radioaktif dalam kondisi berbahaya. Baginya, sains adalah panggilan, bukan sekadar pekerjaan.
 
Baca juga:  Tak Sekadar Menghafal, Begini Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran dalam Deep Learning

5.  APJ Abdul Kalam: Teori Harus Bertemu Praktik

Presiden India yang juga ilmuwan ini meyakini pentingnya pembelajaran berbasis praktik. Ia tidak hanya menguasai teori teknik dan kedirgantaraan, tapi juga menerapkannya langsung dalam dunia kerja. Sepanjang kariernya, ia terus belajar dan berinovasi, menjadikan pembelajaran sebagai proses berkelanjutan sepanjang hayat.

6.  Rosalind Franklin: Ketelitian dan Konsistensi di Tengah Tantangan

Franklin, sosok penting di balik penemuan struktur DNA, menjalani karier sainsnya dengan sangat teliti dan independen. Meski menghadapi diskriminasi gender di dunia akademik, ia tetap berpegang pada metode ilmiah yang ketat. Ia menunjukkan bahwa ketekunan dan integritas ilmiah bisa melampaui batasan sosial.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Mereka?

Beberapa pola menarik muncul dari strategi para jenius ini. Mereka lebih mengutamakan pembelajaran mandiri daripada sistem yang seragam, mendalami satu bidang secara intens daripada mempelajari banyak hal secara dangkal, memanfaatkan kesendirian untuk fokus, dan selalu mencari aplikasi nyata dari ilmu yang dipelajari.
 
Pendekatan mereka membuktikan bahwa kejeniusan tidak lahir dari sistem pendidikan yang kaku, melainkan dari semangat belajar yang tumbuh dari dalam diri.  (Antariska)

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan