Arif mengatakan, ada 122 Peguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 3.171 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. Semua kampus sedang berbenah dalam rangka menciptakan relevansi terhadap perubahan.
Arif mengatakan, siswa perlu menimbang tempat kampus yang tepat. Siswa bisa memilih perguruan tinggi yang memang telah punya landasan untuk bagaimana mengelola perubahan.
"Saya yakin semua perguruan tinggi sekarang sedang berlomba-lomba membangun keunggulan kompetensi, skill, dan integritas mahasiswanya," ungkap Arif dalam webinar 'Kiat Sukses Masuk Perguruan Tinggi Pilihan' yang digelar Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Sabtu, 28 November 2020.
Baca: Ketua FRI: Mindset Kunci Hadapi Era Disrupsi Teknologi
Sejatinya, kata Arif, siswa punya banyak pilihan untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi. Ia berpesan kepada siswa agar memilih bidang atau jurusan di kampus yang sesuai dengan passion.
"Memilih bidang itu sesuai dengan passion Anda, bukan memilih bidang yang karena persepsi publik atau orang lain. Pilih sesuai dengan kecintaan Anda pada bidang itu," ujarnya.
Ia berharap pilihan siswa dalam seleksi masuk perguruan tinggi tahun depan memang betul-betul sesuai dengan kesukaan. Arif meyakini, bila mengenyam jurusan yang sesuai dengan kesukaan, maka dengan sendirinya siswa tersebut punya keinginan lebih untuk belajar.
"Tanpa disuruh pun kita akan belajar pada bidang itu. ukurannya,kita akan mengalokasikan waktu lebih untuk mempelajari, tanpa disuruh kita akan selalu belajar," ungkap Arif.
Sementara itu, ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTNI) Jamal Wiwoho mengatakan ada beberapa hal yang harus disiapkan bagi siswa yang memang berniat kuliah di PTN. Salah satunya, tekad yang kuat.
Baca: Sepuluh Faktor Utama Penentu Kesuksesan Seseorang
Jamal menekankan tes masuk PTN memiliki tingkat ketetatan yang cukup kuat. Dengan begitu, setiap siswa harus punya bekal diri dan pengetahuan yang mumpuni. Persiapannya, tak cukup dilakukan hanya dari kelas XII SMA.
"Tapi dari kelas 1 (X), 2 (XI), dan 3 (XII) harus terus menerus dipersiapkan. Jangan sampai calon mahasiswa atau mahasiswa yang diterima tapi ternayata tidak mampu mengikuti perkuliah sehingga harus DO (drop out)," ungkap Jamal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News