Ilustrasi: MI/Ramdani
Ilustrasi: MI/Ramdani

Teknik Relaksasi ala Dosen Psikologi Unesa, Cocok untuk Persiapan Arus Balik Pemudik

Citra Larasati • 13 April 2024 15:00
Jakarta:  Setelah menikmati kehangatan silaturahmi dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, kini saatnya para pemudik kembali ke perantauan.  Namun sebelum kembali ke tanah rantau, para pemudik harus memperhatikan sejumlah hal agar perjalanan kembalinya menjadi lancar.
 
Dosen psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Siti Jaro'ah, S.Psi., M.A., mengatakan, atmosfer arus balik memiliki kemiripan dengan kondisi arus mudik di mana pemudik sama-sama membawa barang bawaan.  "Mudik kita bawa oleh-oleh dari kota ke desa, arus balik kita bawah buah tangan dari desa ke kota. Kendaraan biasanya full orang dan barang. Ada anak kecil, termasuk yang pake motor, semua harus ekstra hati-hati," kata Jaro'ah dilansir dari laman Unesa, Sabtu, 13 April 2024.

Teknik Relaksasi

Ia memberikan tips terkait penerapan teknik relaksasi yang efektif dapat diterapkan oleh pengendara untuk mengurangi tingkat stres dan kelelahan saat perjalanan.  Salah satu dan utama yakni pada latihan pernapasan.
 
Menurutnya, pengendara dapat mengurangi tingkat stres dengan berlatih pernapasan dalam dengan teratur.  Ketika menghadapi situasi yang menyebalkan seperti perilaku ugal-ugalan dari pengendara lain di jalan, pengendara dapat mengambil napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan.

Dengan mengulangi latihan pernapasan ini secara teratur, diharapkan pengendara akan dapat menjaga ketenangan dan konsentrasi mereka di jalan. 
 
Sama halnya dengan arus mudik, arus balik Lebaran juga diprediksi akan padat.  Untuk itu, para pemudik tak hanya harus mempersiapkan kondisi kendaraan yang prima, namun juga kesehatan serta kebugaran fisik.
 
Sebab kondisi fisik yang sehat dapat berpengaruh ke kesehatan mental, utamanya emosi dan stres selama perjalanan pulang.  Ia menekankan agar pemudik bersistirahat yang cukup sebelum dan selama perjalanan.
 
Hal itu sangat diperlukan, bahkan jika merasa masih kuat, karena memaksakan diri dapat membahayakan.  Ia juga menyarankan agar pengendara dapat menentukan target istirahat setiap beberapa jam, sebagai upaya untuk menjaga kebugaran dan keselamatan dalam perjalanan.
 
Siti Jaro'ah mengajak semua untuk menanamkan prinsip 'alon-alon tapi kelakon' yang apabila terburu-buru untuk mencapai tujuan dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan menurunkan tingkat ketenangan dalam berkendara.
 
Dalam menghadapi situasi di jalan raya yang mungkin memancing perasaan kesal atau marah akibat perilaku pengendara lain, ia memberikan saran untuk tetap fokus pada kendaraan sendiri dan diri sendiri.  "Kita tidak memiliki kendali atas cara berkendara orang lain, namun yang bisa kita kendalikan adalah perilaku kita sendiri di jalan," ucapnya.
 
"Jalan itu tempat bertemunya banyak watak, ada yang ugal-ugalan, tidak sabaran, dan sebagainya. Kita mesti lebih sabar dan menghindari konflik dan fokus pada keselamatan pribadi dengan menghindari interaksi yang berpotensi memicu emosi negatif," ungkap Jaro'ah.
 
Jaro'ah berpesan agar pengendara menghitung estimasi jarak tempuh dan mempertimbangkan medan yang akan dihadapi. Menurutnya, setiap pengemudi perlu memiliki pemahaman yang baik tentang berapa lama perjalanan yang akan ditempuh, serta bagaimana rute dan medan yang akan dilalui.
 
Dengan demikian, pemudik akan lebih siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi di jalanan. Selain itu, persiapan kendaraan juga tidak boleh diabaikan, dengan melakukan perawatan yang tepat sebelum perjalanan untuk mengurangi risiko terjadinya kerusakan atau masalah lain di tengah perjalanan.
 
Baca juga:  Dosen Unesa Bagikan Tips Jaga Pola Makan Saat Lebaran

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan