Program Makan Bergizi Gratis untuk anak-anak Indonesia juga menjadi momentum tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
Dosen IPB University, Purnawati Hustina Rachman, SGz, MGizi menyampaikan sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengatur menu sarapan ideal bagi anak. Purnawati mengatakan, sarapan ideal yang sehat dan bergizi menjadi fondasi penting untuk anak-anak. Purnawati mengatakan, makanan yang baik untuk kesehatan harus mengandung empat jenis makanan yang dibutuhkan tubuh: makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein), sayur, dan buah (sumber vitamin dan mineral).
Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University ini memberikan contoh menu sederhananya yang terdiri dari nasi, sayur bayam, telur, dan buah pisang. "Menu sehat dan sederhana misalnya nasi, telur isi bayam, kita buat telur gulung isi sayur bayam, dipotong-potong seperti tamagoyaki dan ditambah pisang. Itu satu contoh sederhana dan ada di sekitar kita,” kata Purnawati.
Jika anak tidak mau menu nasi, maka ini dapat diganti dengan mi. "Jika anak tidak mau nasi tetapi maunya mi misalnya, mi juga boleh. Kita bikin mi goreng ceria, ada mi, ada sayurnya bisa berupa wortel, sawi, potongan kol, kita tambah telur, dengan bumbu yang dibuat sendiri sehingga bisa mengurangi kadar natrium. Kemudian semangka atau pisang untuk pendamping buah-buahannya,” lanjutnya.
Alternatif lainnya juga bisa dengan roti. "Jika tidak mau mi dan nasi, bisa juga diganti roti dengan membuat sandwich misalnya. Roti dengan isian potongan ayam, ditambahkan selada, tomat kemudian slice keju. Itu sudah komposisi bergizi seimbang, tinggal ditambah buah-buahan sebagai pelengkap,” tambahnya.
Baca juga: Abdul Mu'ti Tegaskan Makan Bergizi Gratis Mesti Enak |
Menurut Purnawati, tidak masalah jika sesekali orang tua memberikan makanan yang disukai si kecil, seperti frozen food ataupun makanan kemasan cepat saji. Namun, ia melanjutkan, hal itu perlu disesuaikan dengan porsi dan frekuensi yang tepat.
Dampak Anak Tidak Sarapan
Sebaiknya juga ditambahkan sayuran atau buah-buahan sebagai pendamping untuk meningkatkan nilai gizi. Dengan begitu, si kecil dapat terhindar dampak kurang baik bila si kecil terbiasa melewatkan sarapan, salah satunya risiko stunting."Jika anak tidak sarapan dan tidak menggantikan kebutuhan dia yang seharusnya dimakan saat pagi, maka yang terjadi dia akan kehilangan asupan gizi dan berisiko mengalami masalah gizi kurang, seperti stunting, kurus, dan masalah kesehatan lain. Atau ketika tidak sarapan, dia akan sering jajan dan yang dipilih adalah jajanan yang tinggi lemak dan tinggi gula, itu bisa menyebabkan anak menjadi gemuk atau obesitas," terangnya.
Ia menyebut, anak-anak yang tidak terbiasa sarapan cenderung kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi saat bermain maupun belajar. Karena itu, Purnawati menegaskan bahwa sarapan berperan penting dalam mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional anak.
“Dengan sarapan yang bergizi, anak-anak dapat memulai hari dengan energi yang cukup, konsentrasi yang baik dan mood yang stabil,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id