Contohnya, tanaman Tempuyung atau dengan nama latin sonchus arvensis. Tanaman ini berguna sebagai obat batu ginjal.
Lalu, tanaman Mimba (azadirachta indica) sebagai obat diabetes, tanaman Purwoceng (pimpinella pruatjan) untuk meningkatkan gairah seksual, dan tanaman Pegagan (centella asiatica) untuk menghambat penuaan.
Namun, mengonsumsi tanaman herbal tersebut tak boleh asal. Berikut tips dan trik dari pakar obat herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Djoko Santosa untuk mengonsumsi obat herbal.
1. Pastikan kebenaran dari bahan
Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika memanfaatkan tanaman herbal ialah memastikan kebenaran dari tanaman yang hendak dikonsumsi. Djoko menyebut mesti dipastikan apakah tanaman tersebut adalah tanaman yang dimaksud atau hanya mirip saja.Djoko menegaskan kepastian pada kebenaran bahan sangatlah penting. Sebab, bila salah bahan maka khasiat yang diharapkan tidak didapatkan. Bahkan, tanaman yang dikonsumsi malah dapat memberikan efek buruk pada tubuh.
“Jadi, yang pertama adalah (memastikan) betulnya bahan. Kalau tidak betul maka bisa jadi masalah. (Misal) harusnya mengonsumsi Lempuyang Wangi untuk niat menurunkan kolesterol, tapi malah mengonsumsi Lempuyang Gajah yang malah nambah kegemukan. Jadi, efeknya bisa berkebalikan. Padahal, itu satu keluarga tanaman yang sangat dekat sekali (mirip-mirip),” tutur Djoko dalam talkshow ‘Mutu Bahan Herbal vs Khasiat’ dilansir dari website ugm.ac.id, Kamis, 10 Februari 2022.
2. Perhatikan waktu panen yang tepat
Hal kedua perhatikan ketepatan dalam memanen tanaman-tanaman herbal tersebut. Sebab, waktu panen dapat memengaruhi khasiat dari tanaman-tanaman tersebut.“Daun itu mestinya dipanen ketika sudah mekar sempurna. (Sehingga) lebih baik kalau dipanen itu pagi hari. Daun sirih hijau atau daun teh cocok dipanen di pagi hari. Tapi, ada pengecualian, contohnya daun cengkeh. Daun cengkeh itu (seharusnya) dipanen malah setelah dia gugur. Sebab, kandungan Metil Eugenol-nya (akan) sangat tinggi sekali (setelah dia gugur),” jelas Djoko.
3. Perhatikan cara pengelolaan
Terakhir, tanaman-tanaman herbal juga mesti diolah dengan cara yang tepat. Dalam cara pengirisan misalnya, menggunakan pisau sebaiknya mengikuti arah serat yang bakal diiris. Djoko menyebut bil atidak. khasiat dari obat herbal tersebut bisa mengalami penurunan.Pakar obat herbal lainnya, Ika Puspita Sari menyebut Fakultas Farmasi UGM membuka layanan konsultasi gratis kepada masyarakat untuk diajarkan menggunakan obat herbal secara tepat. Masyarakat dipersilakan menghubungi unit pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi UGM.
“Kami dari Fakultas Farmasi UGM memiliki unit pengabdian masyarakat, jika warga masyarakat nanti ingin untuk diajari, silakan bisa kontak ke Fakultas Farmasi UGM. Kami akan memberikan pembimbingan tanpa dipungut biaya,” tutur Ika.
Baca: Dewan Profesor Undip Dorong Penggunaan Obat Herbal untuk Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News