Daniel membahas terkait buku yang ia tulis, pengalamannya menulis, dan me-review tulisan. Dia menyebut manusia sering dihadapkan pada pameo publish or perish.
”Itu seperti dihukum dan kadang-kadang kita juga terhambat dari situ untuk melangkah,” kata Daniel dalam Seminar Publikasi Naskah KTI, Riset Rumah Program Research Collaborations OR IPSH BRIN 2023 yang digelar Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dikutip dari laman brin.go.id, Jumat, 19 Oktober 2023.
Daniel menekankan menulis jangan ditakuti. Dia membuat semacam dorongan, bahwa menulis itu menyenangkan dan bahkan bisa menyehatkan.
“Karena pikirannya yang bundel dan kegalauan yang mengendap di dada itu dituangkan dalam tulisan. Harapannya tentu dibaca orang, jadi hidup spiritual, dan rohani sehat. Dari sana kita akan dapat feedback dan kritik yang yang akan menyehatkan,” tutur dia.
Apabila seseorang memiliki ide yang muncul, segeralah ditulis. Hal itu agar data yang sudah terkumpul bahkan sudah dianalisis segera ditulis dan diterbitkan sehingga tidak didahului orang lain.
"Bagaikan menyimpan daging dan buah, kalau tidak segera diolah atau dimakan maka bahan-bahan yang cepat rusak itu akan basi atau busuk dan tidak dapat dikonsumsi,” kata Daniel.
Daniel menyebut imbalan atas jerih payah menulis dan menerbitkan karya ilmiah tidak selalu dapat diukur dengan materi. Sebab, pencapaian akademis tidak dapat dikuantifikasi dengan nilai keuntungan finansial, sekalipun prosesnya harus melalui riset yang mahal.
Dia menyampaikan keinginannya menjaga muruah atau identity atau karakter sebagai ilmuwan. “Karena kalau publikasi sekadar publikasi atau jumlah kuantitas itu sayang sekali. Jadi, tetap dengan semangat menikmati pekerjaan, maka kita perlu melihat bagian-bagian yang penting dari sisi kontribusi kita. Karena tidak ada reward yang istimewa selain jika itu dipublikasikan,” tutur dia.
Daniel juga mengungkapkan penulis harus berhati-hati karena dewasa ini banyak lembaga penerbitan menawarkan kepada panitia seminar atau lokakarya agar prosiding event tersebut diterbitkan dalam sebuah jurnal. Diberi ISSN, volume, nomor jurnal, dibubuhi penanda objek digital (DOI), bahkan jurnalnya diindeks oleh lembaga pemeringkat.
Sebab, jenis penerbitan ini biasanya tidak melalui sistem ulasan terbuka. Bahkan, ada pula yang dinamakan jurnal predator yang dicirikan oleh kecepatan penerimaan manuskrip dan penerbitannya tanpa melalui proses ulasan oleh mitra bestari secara ketat.
Jumlah jurnal yang diduga predator dan didaftarkan Beall mencapai lebih dari 1.300 jurnal. Sebanyak 670 di antaranya menggunakan judul International.
Daniel menyebut banyak orang terkadang stuck, seolah-olah tidak ada ide. Dia menduga bukan tidak memiliki ide tapi terlalu banyak ide.
"Sehingga untuk mencari keyword yang penting, message yang penting, dan menyusun story line yang wajar dan utuh itu hanya bisa dilakukan dengan action, yang dalam hal ini adalah menulis. Bukan berpikir terus, bukan mimpi terus. Ini clue yang mungkin perlu dipraktikkan, tidak hanya dibicarakan,” jelas Daniel.
Daniel berpesan untuk tidak terlalu cepat. Maksudnya, ketika kita memiliki data dan harus segera ditulis pastikan tidak mengulang yang sudah dibuat orang lain.
”Pastikan kita menyusun manuskrip sebaik mungkin supaya solid message-nya jelas. Lalu don’t push too much, jangan memaksakan diri pada apa yang bukan kapasitas kita. Dan don’t be self regard, jadi kita harus mau (tidak menutup) berkomunikasi dan belajar dengan orang lain,” pesan Daniel.
Kepala OR IPSH, Ahmad Najib Burhani, mengatakan ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan OR IPSH. Dia senang Daniel berkenan hadir langsung berdiskusi terkait bukunya.
“Kita beruntung menjadi termasuk yang pertama membedahnya atau mendiskusikannya. Ini temanya sangat relevan dengan kegiatan kita,” ujar dia.
Baca juga: Begini Tata Cara Penulisan Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News