Ilustrasi Ransomware. Foto: shutterstock.com
Ilustrasi Ransomware. Foto: shutterstock.com

Cara Mencegah Serangan Ransomware ala Pakar ITS

Citra Larasati • 28 Juni 2024 14:26
Jakarta:  Serangan ransomware ke Pusat Data Nasional tidak boleh dibiarkan. Masyarakat, utamanya pemerintah diminta tidak berdiam diri, melainkan harus melakukan mitigasi menghadapi serangan siber berbahaya tersebut.
 
Pakar keamanan siber dari Laboratorium Kota Cerdas dan Keamanan Siber Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ridho Rahman Hariadi SKom MSc, mengatakan, terdapat sejumlah langkah mitigasi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kerugian sebagai imbas dari serangan Ransomware.
 
Pertama-tama, kata Ridho, penting bagi setiap organisasi maupun individu untuk melakukan back up data secara rutin dan menyimpannya di lokasi terpisah.  Pembaruan perangkat lunak secara berkala juga sangat krusial untuk menutup celah keamanan yang bisa dieksploitasi oleh ransomware, phising, maupun serangan siber lainnya. 

Selain itu, Ridho menyoroti peran penting institusi pendidikan, khususnya kampus-kampus, dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan keamanan siber. Langkah-langkah pencegahan lainnya termasuk mengedukasi masyarakat maupun karyawan tentang praktik keamanan siber yang baik, menggunakan perangkat lunak keamanan yang dapat mendeteksi dan memblokir ransomware, serta memisahkan jaringan yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
 
Ridho juga menyarankan agar pemerintah memperkuat kerja sama dengan institusi pendidikan dan lembaga penelitian untuk mengembangkan solusi teknologi yang lebih canggih dalam mendeteksi dan menangani serangan siber. "Kampus seperti ITS memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya keamanan siber. Melalui program pelatihan, seminar, dan penelitian, kita dapat memperkuat ketahanan siber nasional," ujarnya. 
 
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan insiden serangan ransomware dapat diminimalisir, serta ketahanan siber nasional dapat ditingkatkan demi melindungi data dan layanan publik yang sangat penting bagi masyarakat. “Kesadaran akan pentingnya keamanan siber harus terus ditingkatkan, baik di kalangan pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat umum, untuk memastikan bahwa data dan sistem yang kritis tetap terlindungi dari ancaman yang terus berkembang,” tutur Ridho. 
 
Ransomware adalah perangkat lunak jahat yang dirancang untuk mengenkripsi data di dalam sistem atau perangkat, dan mencegah pemiliknya mengakses data tersebut. 
 
Setelah berhasil mengenkripsi data, penyerang akan menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk cryptocurrency atau uang kripto seperti Bitcoin. “Tebusan ini dianggap sebagai imbalan untuk pemulihan akses ke data yang telah dienkripsi tersebut,” jelas Ridho. 
Baca juga:  Ransomware Serang PDN, Pakar ITS Beberkan Bahayanya Bagi Institusi dan Individu
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan