Selain itu. sebagai negara yang kaya akan bahasa daerah, yakni 718 bahasa dengan 778 sub dialeknya, Indonesia membutuhkan pakar linguis dalam melindungi eksistensi Bahasa Daerahnya. Hal tersebut menjadi peluang karier yang besar bagi para linguis.
“Pakar linguis yang ahli secara teori di bidang dokumentasi bahasa, revitalisasi bahasa, dan pemetaan bahasa ini banyak, tetapi linguis yang juga praktisi di lapangan terbilang sangat sedikit,” imbuh dosen Universitas Sebelas Maret (UNS), Ganjar Harimansyah Wijaya, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 16 Juni 2021.
Baca juga: Alumnus UNS: Founder Startup Harus Siap Kehilangan Sahamnya
Ganjar juga mengajak para akademisi UNS Surakarta untuk mengkaji vitalitas bahasa. Menurutnya kajian mengenai vitalitas bahasa sangat penting, karena dapat mengkaji kemampuan bahasa untuk hidup dan tumbuh berkembang di dalam masyarakat.
Selain itu, vitalisasi bahasa juga mengkaji tentang implikasi bahasa dalam pelestariannya. Kajian tersebut menjadi penting karena adanya sebagian bahasa yang diisukan terancam punah.
“Sebelum bahasa tersebut ditangani, yaitu apakah dikonservasi atau direvitalisasi atau cukup didokumentasikan, ini perlu ada kajian sebelumnya yang dinamakan kajian vitalitas bahasa,” jelas Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News