Ilustrasi sekolah. DOK Medcom
Ilustrasi sekolah. DOK Medcom

8 Strategi Mengajar Anak dengan Tunagrahita

Renatha Swasty • 02 April 2025 20:04
Jakarta: Anak dengan tunagrahita sering menghadapi berbagai tantangan dalam belajar, berkomunikasi, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tunagrahita atau disabilitas intelektual, adalah kondisi di mana seseorang memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata.
 
Kondisi ini memerlukan pendekatan khusus dalam pendidikan agar anak-anak tunagrahita dapat berkembang secara maksimal. Anak tunagrahita biasanya memiliki cara berpikir dan belajar yang berbeda, serta cenderung lebih lambat dalam menyelesaikan tugas sehari-hari dibandingkan dengan teman seusianya.
 
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, dengan metode tepat, anak-anak tunagrahita tetap memiliki potensi besar untuk berkembang dan meraih kualitas hidup lebih baik.

Dalam sebuah jurnal, Rachmayana (2016) menjelaskan tunagrahita adalah kondisi yang ditandai dengan kecerdasan di bawah rata-rata, disertai dengan kesulitan dalam menyesuaikan diri atau berperilaku adaptif. Kondisi ini muncul sebelum usia 18 tahun dan memengaruhi kemampuan anak dalam belajar serta berinteraksi sosial.
 
Secara umum, keterbatasan ini terbagi menjadi dua aspek utama: fungsi intelektual, seperti kesulitan dalam memahami pelajaran dan mengambil keputusan, serta kemampuan adaptasi, seperti kesulitan berkomunikasi, menjaga diri, dan bersosialisasi.
 
Baca juga:  Penyandang Disabilitas Masih Hadapi Tantangan dalam Mengakses Kesempatan yang Setara

 
Meski penyebab pasti tunagrahita belum sepenuhnya diketahui, berbagai metode telah dikembangkan untuk membantu anak-anak dengan kondisi ini agar bisa belajar lebih baik. Mengutip akun Instagram @kita_istimewa, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran mereka:

Strategi mengajari anak tunagrahita

  1. Menggunakan metode pembelajaran visual agar materi lebih mudah dipahami
  2. Mengaktifkan pembelajaran berbasis permainan untuk membuat proses belajar lebih menyenangkan
  3. Menjaga komitmen dan konsistensi dalam memberikan pembelajaran
  4. Memberikan dukungan individual yang sesuai dengan kebutuhan anak
  5. Menerapkan pendekatan belajar dalam konteks nyata agar anak lebih mudah menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari
  6. Menggunakan komunikasi yang jelas dan tegas untuk memudahkan pemahaman
  7. Mendorong pemberdayaan diri anak agar mereka lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari
  8. Berkolaborasi dengan orang tua dan spesialis untuk memberikan dukungan optimal
Dengan menerapkan metode-metode tersebut secara konsisten, diharapkan anak-anak tunagrahita dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Dukungan dari keluarga, tenaga pendidik, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam membantu mereka beradaptasi dan tumbuh menjadi individu yang lebih mandiri.
 
Pendidikan inklusif dan pendekatan yang tepat dapat membuka lebih banyak peluang bagi anak-anak dengan tunagrahita meraih masa depan lebih baik. (Antariska)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan