Ilustrasi: Medcom
Ilustrasi: Medcom

Bukan Mistis! Sakit Fisik Tanpa Sebab Medis Bisa Jadi Gangguan Psikosomatis

Citra Larasati • 16 Juli 2025 19:52

Jakarta:  Merasa sesak napas atau nyeri dada tanpa sebab medis yang jelas? Bisa jadi itu bukan masalah fisik, melainkan gangguan psikosomatis.
 
Psikiater sekaligus dosen Fakultas Kedokteran IPB University, Riati Sri Hartini menjelaskan, gangguan psikosomatis merupakan kondisi ketika seseorang mengalami keluhan fisik yang melibatkan berbagai organ tubuh, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.  Menariknya, hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan adanya gangguan fisik yang signifikan, karena keluhan tersebut justru lebih banyak berkaitan dengan kondisi psikis.
 
"Psikosomatis biasanya disebabkan oleh kondisi distres, seperti adanya masalah keluarga, tekanan pekerjaan, atau ketidaksesuaian antara kondisi individu dengan tuntutan lingkungan," ujar Riati dalam siaran pers IPB, Rabu, 16 Juli 2025.

Gejala Gangguan Psikosomatis

Gejala yang timbul akibat psikosomatis sangat beragam dan dapat menyerupai penyakit fisik. Misalnya, seseorang yang mengalami kecemasan bisa merasakan gejala seperti jantung berdebar, mual, nyeri atau rasa berat di dada.

Namun setelah dilakukan pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG), tidak ditemukan kelainan jantung yang nyata.  Selain kecemasan, psikosomatis juga dapat muncul akibat depresi.
 
"Gejalanya bisa berupa kelelahan yang berat padahal tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan, atau insomnia yang tidak disebabkan oleh faktor fisik seperti konsumsi kafein," ujarnya.
 
Pada kasus depresi, insomnia biasanya terjadi di malam hari, saat seseorang bisa tidur namun terbangun dan tidak bisa kembali tidur. Sementara itu, insomnia akibat kecemasan umumnya terjadi di awal malam karena ketegangan dan rasa waspada yang berlebihan.
 
Lebih lanjut, Riati menyampaikan, untuk menekan risiko psikosomatis, pengelolaan stres dan pemenuhan kebutuhan fisik sangat utama. “Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengelola emosi dengan baik. Manajemen stres yang efektif akan mencegah penumpukan emosi negatif,” katanya.

Baca juga: Kisah Inspiratif Riko, Pengemudi 'Ojol' Kini Jadi Mahasiswa Baru di IPB

Ia juga menyarankan agar menjaga pola makan sehat dan gaya hidup teratur. Makanan bergizi, tidur cukup, dan olahraga rutin menjadi kegiatan utama dalam membentuk daya tahan fisik dan psikis yang optimal. “Ketika tubuh dalam kondisi bugar, respons terhadap tekanan emosional menjadi lebih adaptif, sehingga risiko psikosomatis dapat diminimalkan,” ujar dia.
 
Namun, jika gejala psikosomatis berlangsung dalam jangka waktu lama dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, dr Riati menganjurkan agar segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Penanganan yang tepat dan terapi sesuai kondisi individu sangat diperlukan untuk mencegah dampak lebih lanjut.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan