Enam guru besar Unesa yang dikukuhkan pada Kamis, 27 Juli 2023. DOK Unesa
Enam guru besar Unesa yang dikukuhkan pada Kamis, 27 Juli 2023. DOK Unesa

Guru Besar Baru Unesa Ciptakan Inovasi Biopestisida hingga Robot Nasi Goreng

Renatha Swasty • 28 Juli 2023 14:46
Jakarta: Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam seminggu terakhir mengukuhkan 12 guru besar baru dalam berbagai bidang ilmu. Sebanyak enam guru besar dikukuhkan pada Kamis, 27 Juli 2023 dan enam guru besar lainnya dikukuhkan pada Selasa, 25 Juli 2023.
 
Sebanyak enam guru besar yang dikukuhkan pada gelombang dua, ialah Prof. Dr. Raden Sulaiman, M.Si., Guru Besar Ilmu Matematika (Aljabar), Prof. Dr. Anas Ahmadi, S.Pd., M.Pd., Guru Besar Ilmu Kritik Sastra Indonesia, dan Prof. Rooselyna Ekawati, S.Si., M.Sc., Ph.D., Guru Besar Ilmu Pengetahuan Pendidik Matematika.
 
Selain itu, Prof. Dr. Any Sutiadiningsih, M.Si., Guru Besar Ilmu Pendidikan Kewirausahaan Bidang Boga, Prof. Dr. Yuliani, M.Si., Guru Besar Ilmu Fisiologi Tumbuhan (Ekofisiologi Tumbuhan), dan Prof. Dr. Joko, M.Pd., M.T., Guru Besar Ilmu Teknologi Pembelajaran Kontrol Mesin Listrik.

Pertambahan guru besar di berbagai disiplin keilmuan ini diharapkan menjadi penguatan bagi Unesa PTN-BH dalam meningkatkan lagi kualitas riset, publikasi, dan inovasi yang terekognisi internasional. Guru besar yang baru dikukuhkan memiliki inovasi masing-masing.
 
Prof Yuliani misalnya, sejak 2015 meneliti dan mengembangkan biopestisida atau pestisida nabati yang berasal dari berbagai tumbuhan di sekitar. Dari risetnya bersama tim, dia menemukan formula Bioscaber dari ekstrak tumbuhan yang ditambahkan pupuk organik yang berasal dari limbah sekitar seperti cangkang telur dan lain sebagainya.
 
Itu dicampur dengan zat pengatur tumbuh yang diambil dari kecambah dan eceng gondok. Bahan tersebut nanti dicampur menjadi satu dan dimasukan ke dalam air biasa.
 
Setelah itu, formulanya bisa langsung disemprotkan ke tanaman. Dari hasil penelitian dan uji coba bagi tanaman kedelai di Jombang, formula berbentuk cair itu bagus bagi pertumbuhan tanaman.
 
Yuliani mengungkapkan selain kedelai, formula tersebut juga sudah diterapkan pada sawit. Dia mengeklaim hasilnya bagus dan tidak ada bedanya dengan hasil pupuk sintetik atau pupuk kimia. Formula Bioscaber bisa menghalau hama atau penyakit yang ada di agro-ekosistem atau pertanian.
 
"Ini bisa buat ragam tanaman yang bisa dimanfaatkan daunnya seperti kangkung atau buahnya seperti cabai. Sekarang risetnya sampai di tahap uji coba skala lapang dan masih akan terus dikembangkan agar bisa masuk skala industri sehingga bisa digunakan masyarakat atau petani," papar Yuliani dikutip dari laman unesa.ac.id, Jumat, 28 Juli 2023.
 
Penemuan formula Bioscaber ini berangkat dari keresahannya melihat begitu banyaknya tanaman lokal yang belum banyak digunakan, utamanya sebagai bahan organik bagi tumbuhan. Meskipun, sudah ada petani yang membuatnya, tetapi mereka belum tahu dosis dan sebagainya.
 
Yuliani mengatakan perlu dikaji dan diteliti agar tanaman di sekitar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan dan takaran formula yang diberikan cocok bagi pertumbuhan tanaman. "Kalau dosisnya terlalu tinggi bisa memengaruhi terhadap mikroorganisme dalam tanah. Otomatis, nutrisi atau unsur hara tanaman juga berubah," tutur dia.
 
Inovasi lain juga lahir dari tangan Prof Any Sutiadiningsih yang mengembangkan robot atau mesin pembuat nasi goreng. Mesin pengolah nasi goreng otomatis ini sudah diterapkan di mitra UMKM dalam skema Kedaireka.
 
Karyanya itu akan terus dikembangkan dan bisa diproduksi massal sesuai dengan target program Kedaireka. "Kami sudah memproduksi lima awalnya, lalu ditambah lagi tiga jadi delapan unit dari program kedaireka," beber profesor kelahiran Madiun itu.
 
Baca juga: Unesa Punya 6 Guru Besar Baru, Rektor: Semoga Menjadi Produser Iptek

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan