Pembersihan material banjir bandang oleh tim gabungan oleh tim gabungan penanganan kejadian bencana banjir bandang Kota Batu.
Pembersihan material banjir bandang oleh tim gabungan oleh tim gabungan penanganan kejadian bencana banjir bandang Kota Batu.

Analisa Pakar UGM Tentang Penyebab Banjir Bandang di Batu Malang

Citra Larasati • 06 November 2021 16:58
Jakarta:  Pakar Kebencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Suratman mengatakan, banjir bandang yang melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada Kamis, 4 November 2021 menunjukkan adanya gangguan ekosistem di wilayah tersebut. 
 
"Banjir ini sebagai peringatan ekosistem yang terganggu oleh manusia," tutur Guru Besar Fakultas Geografi UGM ini, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 6 November 2021..
 
Suratman mengatakan, gangguan ekosistem akibat alih fungsi lahan oleh manusia menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang di Batu. Banjir terjadi karena adanya desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman.
 
Pengaruh tekanan penduduk dalam penggunaan lahan tidak lagi sesuai dengan daya dukung lingkungan dan kemampuan lahan.  "Perlu dilihat kalau sebagai daerah resapan air, kawasan lindung semestinya banyak pohon-pohonnya. Jadi, harus mengendalikan keterbukaan lahan dan ada konservasi," paparnya.
 
Sementara dari sisi sistem tanah, dikatakan Suratman, kawasan kota Batu memiliki lanskap yang juga rentan terjadi banjir. Banyak wilayahny berupa lereng-lereng dan perbukitan. Selain itu, banyak kawasan dengan kemiringan di atas 40 derajat dengan ketebalan tanah yang cukup tebal.
 
Beberapa kondisi tersebut menjadi pemicu terjadinya banjir.  Lebih lanjut Suratman mengungkapkan kondisi kota Malang memiliki suhu yang dingin dan lembab. Hal itu menjadikan pelapukan massa batuan tanah aktif sehingga saat hujan deras mengakibatkan banjir yang membawa material-material seperti lumpur dan sampah.
 
"Dari material vulkanik suburnya luar biasa. Secara ekonomi ini menggiurkan, tetapi secara risiko bencana mengkhawatirkan," terangnya.

Baca juga:  Korban Hilang Banjir Bandang di Batu Sisa 1 Orang
 
Suratman menambahkan, dengan adanya isu perubahan iklim, Indonesia patut wasapada. Persoalan hujan ekstrem dan pengaruh daerah pegunungan dengan elevasi tinggi serta memiliki curah hujan lebih dari 3.000 milimeter per tahun patut menjadi perhatian bersama.
 
Indonesia dengan banyak gunung vulkanik dan tingginya proses alih fungsi lahan perlu menjadi hal yang harus diwaspadai. "Ini jadi peringatan terutama di Pulau Jawa, harus waspada karena banyak wilayah yang memiliki kondisi serupa dengan Batu sehingga rentan banjir," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan