Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo. Foto: Antara/Willy Irawan
Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo. Foto: Antara/Willy Irawan

Epidemiolog Unair: Jangan Mengandalkan Vaksin, Tetap Jalankan 3M

Antara • 07 Januari 2021 21:41
Surabaya: Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo mengingatkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan covid-19. Kendati, program vaksinasi akan dijalankan.
 
"Masyarakat jangan hanya mengandalkan vaksin. Protokol kesehatan seperti 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) harus tetap dipatuhi agar pandemi ini segera berlalu," ujar Windhu di Surabaya, Kamis, 7 Januari 2021.
 
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair itu menjelaskan, program vaksinasi baru efektif mengendalikan pandemi kalau cakupannya minimal mencapai 70 persen populasi. "Itu pun, jika tidak ada varian baru covid-19 yang lebih ganas," ucap dia.

Baca: Tiru Inggris, Indonesia Bentuk Tim Genomic Surveillance
 
Ia menjelaskan, semakin tinggi kemungkinan penularan covid-19, maka harus semakin tinggi pula proporsi yang divaksin guna membentuk herd immunity. Masalahnya, kata dia, tidak ada yang tahu kapan akan tercapai vaksinasi terhadap 70 persen populasi atau 189 juta orang Indonesia.
 
"Padahal ketersediaan vaksin tergantung dari luar negeri karena kita belum bisa memproduksi vaksin sendiri. Kita baru bisa memproduksi tahun 2022," ujarnya.
 
Saat ini, lanjut dia, di dunia masih tersedia 11 vaksin yang telah menyelesaikan uji tahap ketiganya. Menurutnya, jumlah tersebut sangat kecil jika melihat kebutuhan dari 200 negara yang terkena covid-19. 
 
 

Sementara, Indonesia butuh sekitar 400 juta dosis vaksin jika termasuk vaksin yang tidak terpakai karena rusak. Windhu memperkirakan, dalam satu bulan, Indonesia hanya mampu menyuntikkan 35 juta dosis vaksin.
 
"Jumlah itu dalam sebulan mengkafer 15 juta orang. Sementara vaksinasi membutuhkan waktu lebih setahun. Artinya pandemi baru akan berakhir lebih dari setahun atau 18 bulan," tuturnya.
 
Baca: Epidemiolog North Carolina: Masker Lebih Efektif Ketimbang Vaksin
 
Ia pun menekankan agar masyarakat jangan mengandalkan vaksin. Ia bilang, Indonesia harus meniru negara lain seperti Australia, Vietnam, dan Tiongkok, yang sudah mengendalikan kasus covid-19 sebelum vaksin ada. 
 
"Vaksin itu supaya mencegah wabah baru. Kita harusnya bisa," ungkapnya.
 
Bagi Windhu, kunci dari pengendalian covid-19 ialah disiplin protokol kesehatan atau 3M. Pemerintah juga harus terus melakukan testing dan tracing. Pandemi ini berhasil dikendalikan jika dapat mengisolasi orang yang positif. 
 
"Mereka bisa dilihat jika dites. Vaksin hanya mempercepat tapi bukan andalan. Masyarakat harus 100 persen 3M, paling penting adalah menjaga jarak," ucap Windhu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan