Pengertian iklim dan cuaca
Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca di suatu tempat atau wilayah dalam jangka waktu lama, biasanya 30 tahun. Sedangkan, cuaca adalah kondisi atmosfer di suatu tempat dalam waktu singkat yang bisa berubah dari waktu ke waktu.Perbedaan perubahan iklim lokal dan global
Perubahan iklim dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan lingkupnya, yaitu perubahan iklim lokal dan global. Perubahan iklim lokal seringkali dipicu oleh pertumbuhan kota.Misalnya, perubahan tutupan lahan akibat urbanisasi dapat menyebabkan pemanasan kota, yang memperburuk kondisi iklim setempat.
Sedangkan, perubahan iklim global diakibatkan peningkatan suhu udara secara global atau dikenal sebagai global warming. Fenomena ini disebabkan oleh emisi gas rumah kaca terutama, seperti CO2 yang konsentrasinya terus meningkat sejak revolusi industrialisasi pada pertengahan abad ke-18.
Selain itu, perubahan iklim global juga mengakibatkan kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola iklim termasuk cuaca ekstrem di berbagai daerah.
Baca juga: Pendidikan Perubahan Iklim Masuk Kurikulum |
Dampak perubahan iklim pada pembangunan
BRIN tengah fokus pada penelitian mengenai dampak perubahan iklim terhadap berbagai sektor pembangunan. Salah satu topik yang menarik perhatian adalah perubahan tata guna lahan pada suatu wilayah atau perkembangan kota yang dapat meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap bahaya iklim, baik dari sisi sosial- ekonomi maupun ancaman langsung dari cuaca ekstrem.Mitigasi iklim mencakup berbagai topik penting, seperti cara mengurangi emisi dan bagaimana pengelolaan lahan, terutama yang terkait dengan kemampuan hutan dan mangrove untuk menyerap gas rumah kaca CO2. Sehingga, dapat mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Di sisi lain, tema adaptasi lebih menyoroti bagaimana mengatasi dampak buruk perubahan iklim terhadap pembangunan dan kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang rentan terhadap gangguan iklim.
Mitigasi iklim mencakup berbagai topik penting, seperti cara mengurangi emisi dan pengelolaan lahan, terutama yang terkait dengan kemampuan hutan dan mangrove untuk menyerap gas rumah kaca CO2. Sehingga, dapat mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
“Sistem ini menggabungkan informasi iklim dengan pola tanam untuk mengatasi perubahan iklim di sektor pertanian," ujar Heru Santoso, periset Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN dikutip dari akun Instagram resmi @brin_Indonesia.
Heru mengatakan sebagai sistem peringatan dini, teknologi ini tidak hanya bermanfaat untuk pertanian, tetapi juga dapat diperluas ke sektor kesehatan dan berbagai bidang lainnya untuk membantu mengantisipasi dampak perubahan iklim dengan lebih efektif.
BRIN juga terus melakukan penelitian untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan fokus pada cara mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi masyarakat dari cuaca ekstrem.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu menciptakan solusi yang menjaga keberlanjutan pembangunan dan membuat kehidupan lebih tahan terhadap perubahan iklim. (Nanda Sabrina Khumairoh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News